KSOP kumpulkan empat ton limbah minyak hitam

id Limbah minyak hitam,KSOP,Batam,Kepri

KSOP kumpulkan empat ton limbah minyak hitam

Petugas kebersihan membersihkan limbah minyak hitam yang mencemari Pantai Melayu di Batam (ANTARA/Yude)

Batam (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Batam, Kepulauan Riau, mengumpulkan empat ton lebih limbah minyak hitam yang mencemari Pantai Melayu, Kecamatan Nongsa, Kota Batam.

"Sampai siang ini tim yang bertugas membersihkan limbah minyak tersebut sudah berhasil mengumpulkan 4 ton lebih yang disimpan dalam drum dan karung ukuran satu ton,” ujar Kepala KSOP Khusus Batam M. Takwin di Batam Kepulauan Riau, Kamis.

Dia menyebutkan saat ini pihaknya masih melakukan penanggulangan dengan cara membersihkan tumpahan limbah minyak tersebut sembari mencari tahu asal usulnya.

“Sampai saat ini masih terus berlanjut dibersihkan dibantu bersama warga dan instansi lainnya sambil mencari tahu asal usul limbah tersebut,” kata dia.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah melakukan pengambilan sampel limbah minyak hitam agar dapat mengetahui asal limbah tersebut.

Koordinator Pos Gakkum KLHK Kepri mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak lainnya terkait informasi awal yang mengatakan bahwa limbah tersebut berasal dari kapal yang terbakar di Perairan Malaysia.

“Setelah hasil uji sampel ini nantinya kami akan cocokkan dengan informasi awal asal limbah tersebut,” kata dia.

Sebelumnya, Polda Kepulauan Riau telah membentuk tim untuk menyelidiki sumber pencemaran limbah minyak hitam atau limbah B3 cair di sepanjang Pantai Melayu, Kecamatan Nongsa, Kota Batam.

“Polda Kepri telah membentuk Tim Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Kepri untuk menyelidiki pencemaran limbah minyak di Pantai Melayu yang diduga limbah B3 cair yang tercecer di sepanjang pantai,” ujar Direktur Kepolisian Perairan dan Udara (Dirpolairud) Polda Kepri Kombes Pol Boy Herlambang, Kamis.

Selain itu, kata dia, pihaknya melakukan pengecekan dan pemantauan menggunakan kapal patroli di sepanjang perairan sampai ke bibir pantai untuk menyelidiki asal muasal limbah tersebut.

Baca juga: Harga minyak terjun dipicu kekhawatiran gagal bayar AS

“Kami berkoordinasi dengan warga setempat guna menemukan fakta-fakta terkait asal-usul limbah tersebut,” katanya.