Kartu Sakti Nelayan, Petani, Buruh Segera Diluncurkan

id Kartu Saksi

"Persiapan Kementerian Sosial (Kemensos) sudah mendekati 100 persen untuk meluncurkan kartu sakti tersebut"

Jakarta (Antara NTB) - Peluncuran tiga kartu sakti, yaitu Kartu Keluarga Sehat (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dijadwalkan akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
"Persiapan Kementerian Sosial (Kemensos) sudah mendekati 100 persen untuk meluncurkan kartu sakti tersebut," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat rapat koordinasi dengan 12 bupati/walikota terkait peluncuran kartu sakti di Kompleks Kemensos Salemba Jakarta, Kamis.
Pemerintah menyedikan KKS untuk 15,5 juta Keluarga Sangat Miskin (KSM), 340 ribu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) serta buffer 500 ribu. KIS disedikan untuk 86,4 juta jiwa peserta terdahulu dan buffer 1,8 juta, termasuk bagi bayi baru lahir, PMKS, serta para narpidana. KIP disiapkan untuk 20,3 juta jiwa dari pemilik Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Formulir Usulan Sekolah (FUS).
Presiden meminta acara peluncuran agar menyasar segmen utama, yaitu nelayan, petani, buruh, serta pesantren. Sedangkan, pembagian kartu sakti dilaksanakan di wilayah kampung dan terjadi proses distribusi dalam jumlah masif dan tidak hanya bersifat formalitas.
"Melalui rapat koordinasi tersebut, bisa disisir kembali data-data penerima manfaat dari KKS, KIS, serta KIP. Juga, untuk meminimalisir berbagai kesalahan yang seharusnya berhak tapi jadi tidak menerima," ucapnya.
Pembagian pertama dijadwalkan akan dilaksanakan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada 27 April 2015. Tapi tanggal peluncuran masih tentatif karena perlu koordinasi dengan Sekretariat Negara (Setneg) dan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) terkait acara Presiden.
"Semua data dan kartu sudah siap, jadi tinggal peluncuran saja. Kartu akan dibagikan kepada para penerima manfaat sehari sebelum acara dilaksanakan, " ujarnya.
Peluncurkan kartu sakti di 12 kabupaten/kota, yaitu: Pertama, di Dusun Temuwangi, Kec. Pedan, Kab. Klaten, Jawa Tengah di Halaman SD Temuwangi 2 pada 27 April, dengan segmen buruh; kedua, di Desa Taman Martani, Kec. Kalasan, Kab. Sleman, Yogyakarta di Kantor Desa Taman Martani pada 30 April dengan segmen kampung;
Ketiga, di Kel. Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Jayapura, Papua di tempat pelelangan ikan hamadi pada 5 Mei dengan segmen nelayan dan pekerja informal; Keempat, di Kel. Padarni, Distrik Manokwari Barat, Manokwari, Papua Barat di Kantor Kelurahan Padarni pada 8 Mei dengan segmen nelayan dan buruh.
Kelima, di Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara di Mesjid Luar Batang pada 11 Mei dengan segmen nelayan. Keenam, di Kel. Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur di Kantor Pos Kampung Melayu pada 13 Mei dengan segmen pekerja informal. Ketujuh, di Kel. Kota Lama, Kec. Kedung Kandang, Malang, Jawa Timur di Pesantren Bahrul Magfiroh pada 18 Mei dengan segmen pesantren.
Kedelapan, di Desa Asrikaton, Kec. Pakis, Kab. Malang, Jawa Timur di Kantor Desa Asrikaton pada 18 Mei dengan segmen buruh; kesembilan, di Desa Tulung Rejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur di Coban Talun pada 18 Mei dengan segmen petani.
Kesepuluh, di Desa Baru, Kec. Manggar, Belitung Timur, Bangka Belitung di Kantor Camat Manggar pada 21 Mei dengan segmen nelayan. Kesebelas, di Kel. Tanjung Pinang, Kec. Jambi Timur, Jambi di Kantor Pos Jambi Timur pada 25 Mei dengan segmen pekerja informal dan pedagang; keduabelas, di Rengasdengklok Selatan, Kec. Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat pada Monumen Kebulatan Tekad pada 28 Mei dengan segmen buruh harian. (*)