Alfamart Tahan Harga Di Tengah Penguatan Dolar

id ritel alfamart

Alfamart Tahan Harga Di Tengah Penguatan Dolar

Toko Alfamart (1)

"Yang dikhawatirkan adalah kenaikan harga dari pemasok, tapi selama dolar AS masih relatif di angka Rp13.500 , kammi masih akan terus bertahan,"
Mataram, (Antara NTB) - Pengelola jaringan ritel Alfamart berupaya untuk tetap menahan harga produk, meskipun kondisi perekonomian Indonesia kini tengah "terguncang" oleh menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.

Presiden Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Hans Prawira melalui siaran persnya, Rabu, mengaku bahwa dengan kondisi saat ini, dapat mengancam keberlangsungan usaha perusahaan lokal, termasuk industri ritel.

"Meskipun yang di jual di `mini market` kami adalah produk lokal, tapi banyak diantaranya mengandung komponen impor, sehingga jika dolar tetap tidak stabil, maka kenaikan harga produk pun menjadi tidak terelakkan," katanya.

Ia menambahkan, pemasok produk sampai saat ini terus berusaha menahan harga untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi yang kian menurun. Namun, jika dolar AS terus menguat, akan sulit menahan harga produk pada kondisi seperti saat ini.

"Yang dikhawatirkan adalah kenaikan harga dari pemasok, tapi selama dolar AS masih relatif di angka Rp13.500 , kami masih akan terus bertahan," ucapnya.

Menurut Hans, permasalahannya adalah nilai tukar dolar yang tidak dapat terkontrol karena pengaruh ekonomi global. Jika dolar AS terus naik maka sedikit banyak akan berimbas pada kenaikan harga termasuk di industri ritel.

"Di tahun 2015, ada beberapa kategori produk yang harganya naik sembilan sampai 11 persen. Salah satunya susu. Oleh sebab itu, jika memang harus ada kenaikan harga, maka akan dinaikkan perlahan antara tiga sampai empat persen," ucapnya.

Melihat situasi ekonomi saat ini, Alfamart tidak akan menaikkan harga produk seluruhnya, karena daya beli masyarakat diketahui masih tergolong relatif rendah. "Di tahun 2014 sudah banyak yang naik, jadi persoalan ini dapat dikatakan imbas dari kenaikan harga tahun lalu," katanya.

Meski demikian, pihanya tetap akan berusaha mempertahankan pendapatan. Perusahaan sendiri telah menargetkan pertumbuhan pendapatan yang angkanya berkisar 14 sampai 15 persen.

Menurutnya, ada dua hal yang dapat dilakukan untuk mencapai target pendapatan tersebut, yakni konsolidasi internal dan efisiensi.

"Efisiensi salah satunya dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi. Misalnya, penggunaan tablet untuk aktivitas reporting, jadi tidak perlu di cetak di kertas lagi," ucap Hans.(*)