Mataram (Antara NTB)- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memutuskan akan mengupayakan cara adat untuk menengahi penyelesaian konflik antarakampung Lingkungan Monjok dan Karang Taliwang yang sudah berlangsung lebih satu bulan.
"Kita sudah melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh adat di Kota Mataram," kata Penjabat Wali Kota Mataram Hj Putu Selly Andayani di Mataram, Jumat.
Diketahui dalam pertemuan tertutup di ruang tamu wali kota itu, penjabat wali kota mengundang para sesepuh adat di antaranya HL Mariyun dan HL Mujitahid untuk ikut terlibat dalam upaya penyelesaian konflik.
Selain para sesepuh adat, dihadiri pula oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) Provinsi Nusa Tenggara Barat L Bayu Windia, Sekretaris Daerah Kota Mataram HL Makmur Said, Asisten I Setda Kota Mataram L Indra Bangsawan, Kepala Bakesbangpol Kota Mataram Rudy Suryawan, beserta Camat kedua wilayah yang terlibat konflik, Cakranegara dan Selaparang.
Selly mengatakan, perdamaian antara kedua lingkungan ini sangat penting untuk segera diwujudkan mengingat tidak lama lagi Kota Mataram akan menjadi tuan rumah sejumlah kegiatan berskala nasional, salah satunya Hari Pers Nasional 2016.
Karena itu, dia berharap dukungan dari semua pihak untuk segera mengambil langkah mediasi yang dapat menciptakan perdamaian yang permanen antara kedua belah pihak.
Selly juga akan minta kesediaan wali kota terpilih H Ahyar Abduh untuk ikut terlibat secara langsung sebagai mediator.
"Apalagi, beliau sebentar lagi akan dilantik," katanya.
Dikatakannya, akar permasalahan yang menjadi penyebab pecahnya konflik antarwarga kedua lingkungan ini juga harus segera diurai, salah satunya dengan pembinaan di bidang ekonomi agar masyarakat dapat mengalihkan perhatian mereka dengan kegiatan usaha bernilai ekonomi.
"Upaya ini, seperti yang dilakukan Wali Kota Mataram terdahulu Alm. H Moh Ruslan dalam menengahi konflik antara Petemon dan Karang Genteng yang dinilai sangat berhasil mendamaikan kedua pihak secara permanen," sebutnya.
Pembicaraan mengenai upaya rekonsiliasi antara Lingkungan Monjok dan Lingkungan Karang Taliwang diakhiri dengan kesepakatan mengenai langkah mediasi selanjutnya yang akan segera diambil.
Mediasi direncanakan, Senin (25/1), dimana tokoh-tokoh dari kedua lingkungan yang terlibat konflik akan dipertemukan dalam sebuah pertemuan informal yang rencananya akan digelar dikediaman pribadi Ketua Majelis Adat Sasak HL Mujitahid.
HL Mujitahid yang merupakan wali kota pertama di Kota Mataram sebelumnya mengatakan, dirinya telah mengamati perkembangan yang terjadi di wilayah yang berkonflik dan melihat titik terang penyelesaiannya dengan pendekatan secara adat.
Mujitahid menyatakan bersedia untuk menjadi mediator, apalagi kemudian diketahui bahwa warga kedua wilayah pada prinsipnya mau untuk berdamai.
"Kita akan pertemukan tokoh-tokoh dari kedua lingkungan, lalu kita buat kesepakatan antara masyarakat dengan majelis adat. Semoga bisa menjadi jalan perdamaian permanen," ucapnya. (*)