Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Papua Barat Daya, Andar Aryani Musa’ad di Sorong, Sabtu, menjelaskan program ini merupakan langka strategis dari Pemerintah Pusat melalui Kemendikbudristek RI untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak putus sekolah bisa berwirausaha sesuai dengan talenta yang dimiliki.
"Kami sangat berterima kasih atas perhatian ini, dan kami sangat bersyukur karena dari enam provinsi hanya dua provinsi yang bisa mendapatkan program ini yakni Provinsi Papua Barat Daya dan Papua Selatan," jelas Ketua Dekranasda Papua Barat Daya.
"Kami sangat berterima kasih atas perhatian ini, dan kami sangat bersyukur karena dari enam provinsi hanya dua provinsi yang bisa mendapatkan program ini yakni Provinsi Papua Barat Daya dan Papua Selatan," jelas Ketua Dekranasda Papua Barat Daya.
Pelatihan yang berlangsung sebulan ini, sebut dia, 66 anak itu diberikan pelatihan tentang cara membuat sandal hotel, mahkota dan tisu. "Ke-66 orang ini usia rata-rata 15-25 tahun menjadi fokus dari pelatihan selama sebulan," kata Ketua Dekranasda Andar Aryani.
Dekranasda Papua Barat Daya pun telah membangun kerja sama dengan Bank Papua dalam rangka memberikan bantuan pinjaman modal ketika peserta pelatihan ini ingin memajukan usahanya. Selain dengan bank, Dekranasda Papua Barat Daya telah membangun jaringan dengan sejumlah hotel untuk nantinya bisa mengakomodasi hasil karya dari 66 orang itu.
"Jadi selesai pelatihan ini, kita tetap memberikan pendampingan sampai usaha mereka berkembang," kata Andar Aryani.
Sementara Staf Ahli Gubernur Papua Barat Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, George Yarangga memberikan apresiasi kepada Dekranasda Dekranasda Papua Barat Daya dan Kemendikbudristek RI atas upaya memberdayakan anak putus sekolah supaya menciptakan lapangan kerja. "Ini satu kesempatan bagus bagi anak-anak putus sekolah supaya mendapatkan lapangan kerja mandiri sehingga tidak menganggur," kata George Yarangga.
Karena, kata dia, angka pengangguran di Papua Barat Daya cukup tinggi, sehingga upaya memberdayakan anak-anak putus sekolah adalah sebuah kesempatan baik untuk menciptakan lapangan kerja secara mandiri.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Papua Barat Daya menyebutkan, tingkat pengangguran di Papua Barat Daya 2021-2022, Kota Sorong menempati urutan pertama dengan jumlah tingkat pengangguran 2021 sebanyak 9,95 persen dan 2022 sebanyak 10,09 persen.
Kabupaten Sorong berada di angka 3,36 persen pada 2021 dan 2022 menempati posisi 3,38 persen. Kemudian, Kabupaten Sorong Selatan 3,55 persen pada 2021 kemudian di tahun 2022 mengalami sedikit penurunan menjadi 3,05 persen.
Sementara angka pengangguran di Kabupaten Maybrat berada pada posisi 1,89 persen pada 2021 kemudian meningkat menjadi 2,09 persen di 2022. Kabupaten Tambrauw tingkat pengangguran pada 2021 sebesar 1,89 persen kemudian mengalami sedikit penurunan sebesar 1, 46 persen. Kabupaten Raja Ampat dengan tingkat pengangguran sebanyak 3,81 pada 2022 dan 2022 meningkat menjadi 3,91 persen.
Baca juga: Dekranasda Gorontalo mengajak UMKM kembangkan usaha di lokapasar digital
Baca juga: Transaksi UMKM Medan di Kriyanusa 2023 capai Rp72 juta
Baca juga: Dekranasda Gorontalo mengajak UMKM kembangkan usaha di lokapasar digital
Baca juga: Transaksi UMKM Medan di Kriyanusa 2023 capai Rp72 juta
"Pemerintah sangat mendukung program pemberdayaan itu, tentunya selain terarah kepada peningkatan ekonomi anak-anak putus sekolah tetapi juga sebagai upaya mengurangi angka pengangguran," kata Yarangga.