Pemkot Mataram edukasi sasar seribu siswa tingkatkan partisipasi pemilih

id edukasi siswa pemilih,Mataram,Edukasi siswa di Mataram

Pemkot Mataram edukasi sasar seribu siswa tingkatkan partisipasi pemilih

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Mataram Zarkasyi. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyasar sekitar 1.000 siswa melalui program edukasi pemilih pemula melalui sekolah-sekolah untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2024.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Mataram Zarkasyi di Mataram, Rabu, mengatakan kegiatan sosialisasi dan edukasi politik ke pemilih pemula telah dilaksanakan secara bertahap.

"Satu kali pertemuan kita sasar 100 siswa termasuk dari sejumlah sekolah-sekolah tingkat SMA/SMK/MA negeri/swasta se-Kota Mataram," katanya.

Selain menyasar siswa, katanya, kegiatan sosialisasi juga diberikan kepada organisasi masyarakat dan partai politik. Terakhir sosialisasi dan edukasi dilaksanakan akhir minggu lalu atau minggu ke tiga November 2023.

"Sekarang sudah masuk masa kampanye mulai 28 November 2023-10 Februari 2024. Harapan kita, siswa yang sudah dapat edukasi bisa meneruskan ke teman sebaya mereka," katanya.

Diharapkan, melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi tersebut dapat meningkatkan kesadaran anak-anak atau pemilih pemula agar dapat ikut berpartisipasi menyalurkan hak suara dalam Pemilu 2024.



"Dari evaluasi kita, anak-anak ini enggan memilih karena merasa itu hanya untuk kepentingan pribadi semata," katanya.

Karenanya, dalam kegiatan edukasi tersebut dilibatkan juga tim dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Bawaslu, yang memberikan penjelasan bagaimana tahapan, persyaratan, dan tata cara menyalurkan hak demokrasi secara sah.

Pasalnya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan ketika Pilkada Kota Mataram tahun 2020 menyebutkan bahwa golongan putih (golput) dari pemilih pemula mencapai 30 persen.

"Jadi ada 30 persen pemilih pemula yang tidak memilih. Itu dipicu karena pemilih pemula belum paham secara utuh tentang Pemilu dan apa yang membuat pemilih pemula untuk tertarik ikut berpartisipasi," katanya.

Terkait dengan itu, lanjutnya, dalam tahapan kampanye ini pihaknya menyarankan agar partai politik (parpol) tidak lagi melaksanakan kampanye secara konvensional, tapi harus ada sentuhan-sentuhan milenial.

Sentuhan milenial yang dimaksudkannya adalah parpol lebih banyak melakukan kampanye digital sesuai tren anak muda sekarang yang sudah tidak tertarik dengan model kampanye konvensional.

Baca juga: Bekasi menggelar diskusi tingkatkan partisipasi pemilih pemula
Baca juga: KPU Manokwari Papua Barat Mendatangi sekolah beri pendidikan politik pemilih pemula


Menyentuh anak muda, lanjutnya, berbeda dengan orang tua sebab para pemilih pemula ini tidak sama dengan orang tua. Jadi kalau bisa media sosial bisa dimanfaatkan untuk kampanye seperti TikTok dan lainnya.

"Apalagi, anak-anak sekarang tidak bisa lepas HP (handphone) dan mereka lebih senang buka HP dari pada diminta kumpul di lapangan," katanya.