Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dan lembaga legislatif setempat membentuk Satuan Tugas Pusat Unggulan Produksi Lestari (Satgas PUPL), yang siap membantu 1.000 petani sawit di Kabupaten Aceh Timur untuk mewujudkan dan mencapai program sawit keberlanjutan.
"Program sawit keberlanjutan ini untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Kami sudah mendata 1.000 petani sawit mengikuti program sawit keberlanjutan tersebut," kata Koordinator Satgas PUPL Ibrahim di Aceh Timur, Jumat.
Pembentukan Satgas PUPL diprakarsai Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Timur, dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) III Wilayah Aceh.
Serta Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Aceh, Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, Forum Konservasi Leuser, dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Aceh Timur.
Satgas PUPL beranggotakan unsur dari petani, praktisi kelapa sawit, serta lembaga swadaya masyarakat. Satgas ini dibentuk untuk mewujudkan program sawit yang keberlanjutan.
Selain petani, kata Ibrahim, pihaknya juga merangkul penyuluhan untuk menyosialisasikan pemahaman tentang sawit berkelanjutan kepada masyarakat di Kabupaten Aceh Timur.
"Penyuluh maupun petani pelopor kami harapkan dapat membantu memberikan pemahaman tentang sawit berkelanjutan kata masyarakat," kata Ibrahim yang juga Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Timur.
Ibrahim mengatakan Pemerintah Aceh telah meluncurkan peta jalan pengembangan kelapa sawit berkelanjutan. Peta jalan ini menjadi tonggak penting mencapai produksi sawit Aceh yang berkelanjutan, bebas deforestasi serta ramah lingkungan.
"Peta jalan ini menjadi fondasi atau langkah awal mewujudkan program sawit keberlanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Aceh Timur," kata Ibrahim menyebutkan.
Sementara, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Timur M Khairurradi mengatakan komoditas sawit merupakan bagian integral dari ekonomi global sekaligus berperan penting dalam perekonomian nasional.
"Komoditas sawit ini telah menjadi industri dan berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja produktif dan kesempatan kerja, ketahanan pangan, ketahanan energi, serta barang konsumsi," katanya.
Menurut dia, tantangan terbesar sekarang ini adalah bagaimana meningkatkan volume dan nilai sawit serta komoditas unggulan Aceh Timur sebagai basis pertumbuhan ekonomi, sehingga berdampak pada peningkatan pendapatan petani.
Baca juga: Fasilitasi akses penyelesaian konflik koperasi di Kalteng
Baca juga: Ribuan petani siap ramaikan Pertemuan Nasional Petani Sawit
"Dari data yang ada, Aceh Timur memiliki potensi meningkatkan produksi sawit tanpa harus membuka lahan baru, apalagi sampai merusak kawasan hutan," kata M Khairurradi.