Indonesia membidik pasar jamu dan obat tradisional Kamboja

id KBRI Phnom Penh ,Kamboja,Jamu

Indonesia membidik pasar jamu dan obat tradisional Kamboja

Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto (kiri) bertemu dengan Wakil Presiden Kamar Dagang Kamboja, Lim Heng, di Phnom Penh, Kamboja, Senin (29/1/2024). (ANTARA/HO-KBRI Phnom Penh)

Jakarta (ANTARA) - Indonesia membidik pasar jamu dan obat tradisional Kamboja karena Indonesia melihat adanya potensi pasar yang besar bagi produk-produk tersebut, kata Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto.
 

Santo bertemu dengan Wakil Presiden Kamar Dagang Kamboja (Cambodia Chamber of Commerce/CCC), Lim Heng, di kantor pusat CCC di Phnom Penh, Senin (29/1), membahas upaya-upaya untuk meningkatkan kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Kamboja, demikian keterangan KBRI Phnom Penh, Rabu.

Untuk mencapai tujuan tersebut, KBRI Phnom Penh akan menyelenggarakan sejumlah kegiatan promosi pada tahun ini, salah satunya pameran kesehatan dan kecantikan, yang akan berlangsung di Phnom Penh dan Sihanoukville pada Juni 2024.

“Produk kesehatan Indonesia kini semakin diterima dengan baik oleh konsumen Kamboja. Kami yakin terdapat potensi yang sangat besar bagi produsen Indonesia, khususnya di bidang jamu dan obat tradisional," ujar Santo.

Santo menyebut pameran kesehatan dan kecantikan ini akan menjadi awal sebelum penyelenggaraan “Sousday Indonesia", sebuah acara untuk mempromosikan perdagangan, investasi, dan pariwisata Indonesia. Kegiatan ini akan diadakan di Phnom Penh pada September 2024.

Santo berharap kegiatan itu bisa menarik 100 perusahaan Indonesia dan Kamboja untuk berpartisipasi.

KBRI Phnom Penh juga akan mengundang delegasi besar pengusaha Kamboja untuk mengikuti pameran perdagangan internasional terbesar di Indonesia, yaitu Trade Expo Indonesia (TEI), pada Oktober 2024.

Di sela-sela pameran itu, menurut rencana juga akan diadakan forum untuk menjajaki peluang kerja sama infrastruktur. Tahun ini adalah peringatan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Kamboja.

Lim menyampaikan komitmen CCC untuk mendukung upaya KBRI Phnom Penh dalam mendorong kerja sama perdagangan bilateral, investasi, dan pariwisata. Ia menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia dan Kamboja harus melakukan upaya lebih untuk mendorong interaksi antara sektor swasta kedua negara, termasuk kolaborasi antara CCC dan Kamar Dagang Indonesia di Kamboja (IndoCham).

Baca juga: Zuhairi Misrawi tegaskan pentingnya diplomasi pendidikan
Baca juga: Dubes Hermono respons video beredar sebut keterlibatan intelijen dalam Pemilu


Menurut data Kementerian Perdagangan RI, nilai total perdagangan Indonesia dan Kamboja pada Januari s.d. November 2023 tercatat 874,5 juta dolar AS (sekitar Rp13,78 triliun), dengan nilai ekspor 788,6 juta dolar AS (Rp12,42 triliun) dan impor 85,9 juta dolar AS (Rp1,35 triliun).