Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, mengatakan bahwa tim bulu tangkis putra dan putri Indonesia sudah berjuang maksimal dalam Piala Thomas dan Uber 2024, meski gagal menjadi juara saat bersua tim tuan rumah China di final.
Dalam laga yang berlangsung di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Minggu, tim putra kalah dengan skor 1-3, sedangkan putri 0-3.
"Saya sangat mengapresiasi perjuangan atlet bulutangkis Indonesia yang sudah berjuang dengan maksimal di ajang Thomas Cup 2024," kata Dito dalam laman Kemenpora yang dipantau ANTARA di Jakarta, Minggu malam, usai mengikuti menonton bareng (nobar) pertandingan final di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta.
Menurut dia, persaingan Piala Thomas dan Uber tahun ini memang sangat sengit, tetapi perjuangan terbaik telah diberikan oleh para atlet yang berlaga. Menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju itu juga bangga melihat perkembangan dan perjalanan tim Indonesia yang berjuang terus-menerus untuk bisa menembus babak final, dari awal hingga final.
Sementara itu, Dito yang menonton bareng dengan jajaran internal dan sejumlah kalangan, terlihat sangat bersemangat saat menyaksikan perjuangan para atlet Indonesia yang sedang berlaga. Final Piala Thomas kali ini merupakan yang ke-22 kali bagi tim putra.
Baca juga: Pasangan Bagas/Fikri petik pelajaran pada final Piala Thomas
Baca juga: Ganda Putri Fadia/Ribka bersyukur bisa "comeback" di Piala Uber
Baca juga: Pasangan Bagas/Fikri petik pelajaran pada final Piala Thomas
Baca juga: Ganda Putri Fadia/Ribka bersyukur bisa "comeback" di Piala Uber
Medali emas terakhir dibawa pulang oleh tim putra pada 2020 di Aarhus, Denmark. Prestasi saat itu merupakan pencapaian yang sangat diapresiasi penggemar bulu tangkis Tanah Air, karena Indonesia berhasil memboyong Piala Thomas setelah puasa gelar selama 19 tahun lamanya.
Namun, pada edisi 2022, Indonesia tidak bisa mempertahankan gelar juara dan harus puas dengan predikat runner up, setelah kalah dari tim India. Sedangkan tim putri, meski keluar sebagai runner up, final tersebut merupakan yang ke-11 kalinya dan Indonesia menjadi negara kedua yang mengoleksi gelar finalis setelah China dengan 20 kali penampilan.