Disdag NTB Bangun Lapak PKL Pantai Ampenan

id PKL Ampenan

"Proyek pembangunan puluhan lapak di Pantai Ampenan sudah dimulai, dan harus tuntas sesuai kontrak yakni pada 13 Desember 2017"
Mataram (Antara NTB)- Dinas Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai membangun puluhan lapak pedagang kaki lima di Pantai Ampenan sebagai komitmen mendukung program revitalisasi kota tua Ampenan.

"Proyek pembangunan puluhan lapak di Pantai Ampenan sudah dimulai, dan harus tuntas sesuai kontrak yakni pada 13 Desember 2017," kata Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Hj Putu Selly Andayani di Mataram, Selasa.

Apabila proses pembangunan lapak tersebut melebihi kontrak yang telah ditetapkan, katanya, maka pihak ketiga pemenang tender harus didenda sesuai aturan yang ada.

Menurutnya, jumlah lapak yang dibangun di Pantai Ampenan sebanyak 50 unit, dengan total anggaran Rp500 juta. Anggaran tersebut bersumber dari APBD Provinsi NTB sebagai upaya mendukung revitalisasi kota tua Ampenan.

"Ampenan menjadi satu-satunya objek wisata kota tua di Kota Mataram yang keberadaannya perlu ditata," ujarnya.

Dikatakan, anggaran Rp500 juta itu hanya untuk membangun lapak, tidak dengan fasilitasnya. Diharapkan, pemerintah kota bisa mengalokasikan anggaran untuk melengkapi berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan pedagang.

Setelah mengalokasikan anggaran sebesar Rp500 juta, tahun depan tidak ada lagi anggaran yang dialokasikan untuk mendukung revitalisasi kota tua Ampenan.

"Tahun depan anggaran kita banyak dirasionalisasi untuk mendukung kegiatan Pilkada Gubernur NTB, jadi kita duduk manis saja dulu sambil menunggu perubahan APBD 2018, siapa tahu ada anggaran lagi," katanya.

Selain dari Dinas Perdagangan NTB, dukungan revitalisasi Pantai Ampenan juga diberikan Dinas Pariwisata NTB dengan membangun ruang publik di bagian utara dengan anggaran Rp700 juta yang pembangunannya saat ini juga sedang berlangsung.

Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana sebelumnya mengatakan, revitalisasi bekas Pelabuhan Ampenan akan dibangun dengan desain gaya modern namun tetap mempertahankan budaya lokal seperti lumbung, motif batik songket, dan bentuk bangunan yang memperkuat Ampenan sebagai kota tua.

"Bangunan-bangunan yang ada saat ini ditata kembali agar bisa terlihat lebih indah dan memiliki kekhasan sebagai ikon Kota Mataram," katanya..

Dikakan, dalam desainnya taman di bagian utara itu akan dilengkapi dengan mini teater yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kegiatan.

Bagian atas mini teater ini akan ditutup dengan desain berbentuk keong yang sebenarnya adalah lumbung yang merupakan rumah khas adat suku sasak.

"Dekorasi taman dan dinding taman, dibuat seperti halnya motif kain songket Lombok, begitu juga dengan lapak PKL memiliki kekhasan budaya lokal," ujarnya. (*)