Bupati Lombok Barat minta pengelola perpustakaan berinovasi

id Bupati Lombok Barat,Budaya Membaca

Bupati Lombok Barat minta pengelola perpustakaan berinovasi

Pjs Bupati Lombok Barat H Lalu Saswadi (kiri dua) ), memberikan cenderamata kepada Aggota Komisi X DPR RI Helmy Faishal Zaini. (Foto Antaranews NTB/ist)

Saya berharap pengelola perpustakaan berani berkreasi, berinovasi dan melakukan promosi untuk menginspirasi budaya gemar membaca bagi masyarakat
Lombok Barat (Antaranews NTB) - Penjabat sementara (Pjs) Bupati Lombok Barat H Lalu Saswadi meminta pengelola perpustakaan di daerahnya berinovasi dalam menggugah minat baca masyarakat yang masih relatif rendah.

"Saya berharap pengelola perpustakaan berani berkreasi, berinovasi dan melakukan promosi untuk menginspirasi budaya gemar membaca bagi masyarakat," kata Saswadi sebelum membuka safari budaya gemar membaca di Gerung, ibu kota Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis.

Ia juga meminta agar perpustakaan harus mendapatkan perhatian lebih. Bila perlu harus ditempatkan di tempat yang strategis di sekolah maupun di desa, agar mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Begitu juga dengan koleksi bukunya harus selalu diperbarui sehingga masyarakat tidak bosan berkunjung ke perpustakaan.

Perpustakaan, kata Saswadi, merupakan sarana belajar sepanjang hayat (long life education). Selain itu, merupakan sumber informasi (resource center), pusat belajar (learning center), dan pusat belajar mandiri untuk mewujudkan masyarakat cerdas dan berkualitas.

"Apabila masyarakat cerdas berkualitas, mereka akan dapat meningkatkan taraf hidup, menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradaban dan budaya umat manusia. Tinggi rendahnya peradaban dan budaya suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang dimilikinya.

Kondisi yang dimaksud tidak hanya kemegahan gedungnya, melainkan bila pemustaka datang tumpah ruah ke perpustakaan dan membawa berkah.

"Kita bangga kalau mereka berubah menjadi mandiri, aktif, kreatif, terampil, agamais, berbudaya dan berhijrah. Berhijrah dari masyarakat tutur menjadi masyarakat literatur," ucap pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB ini.

Pada kesempatan itu, Saswadi menyampaikan sebuah kritikan dari sastrawan Taufik Ismail, yang diistilahkan "Tragedi Nol Buku". Kritik tersebut tentang minat baca rakyat Indonesia yang sangat rendah yaitu hanya 0,001 persen.

Terlebih lagi bila ditelusuri jumlah buku yang dibaca berkisar hanya 0-1 buku per tahun. Sangat kontras dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunai Darussalam, yang membaca minimal 5 buku per tahun.

"Kondisi itu tentunya membuat kita mengelus dada. Untuk itu, saya mengajak warga Lombok Barat untuk bangkit menjadi orang gemar membaca dan menulis hingga akhir hayat," kata Saswadi.

Safari budaya gemar membaca tersebut dirangkaikan dengan "talkshow" dengan narasumber anggota Komisi X DPR RI Helmy Faishal Zaini. (*)