Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membentuk tim siaga bencana untuk memperkuat respons masyarakat terhadap banjir yang kerap melanda sejumlah daerah di Provinsi Gorontalo.
Direktur Peringatan Dini BNPB Afrial Rosya dalam keterangan di Jakarta, Jumat, mengatakan tim siaga bencana tersebut terdiri dari warga desa dan sejumlah fasilitator daerah seperti personel reaksi cepat dan Pusdalops BPBD setiap kabupaten/kota di Gorontalo.
Setiap desa berjumlah 30 personel tim siaga bencana, dan yang sudah siap saat ini meliputi Desa Yosonegoro di Kabupaten Gorontalo, Dumbo Raya di Kota Gorontalo, dan sejumlah desa lainnya di Kabupaten Bone Bolango.
Menurutnya, masing-masing tim berperan untuk mendampingi dan mengedukasi masyarakat desa seputar teknik kesiapsiagaan, penyelamatan diri. Dengan begitu masyarakat bisa lebih siap menghadapi potensi buruk bencana banjir yang kerap terjadi di Gorontalo, khususnya saat musim penghujan.
Selain itu, BNPB melalui tim siaga bencana tersebut juga memberikan masyarakat desa pengetahuan seputar teknik pemanfaatan alat peringatan dini (early warning system/EWS) yang sudah dibangunkan jauh hari sebelumnya di wilayahnya masing-masing.
Afrial memastikan setiap alat peringatan dini dari BNPB tersebut telah dilengkapi dengan sirene dan pengendali yang bisa diaktifkan secara manual oleh tim siaga bencana dan dalam pengawasan penuh pusat pengendalian operasi BPBD Gorontalo.
Gorontalo menjadi daerah yang hampir selalu dilanda banjir terutama setelah hujan mengguyur. Dari catatan BNPB diketahui tahun ini ada sekitar tiga kejadian banjir setiap bulan nya terjadi di Gorontalo. Terakhir banjir lebih dari 80 centimeter menggenangi puluhan rumah di tiga kecamatan yaitu Bone, Bonepantai dan Suwawa Selatan di Kabupaten Bone Bolango, Senin (26/8).
Baca juga: Kajati Maluku sebut PNBP 2023 yang diselamatkan Rp7.743 miliar
Baca juga: Desa di utara Sukabumi mulai mengalami kesulitan air bersih
Bahkan berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo tahun ini tercatat sebanyak empat korban banjir di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo meninggal dunia terindikasi leptospirosis atau penyakit bakteri yang menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi.
"Semua upaya ini agar informasi banjir bisa sesegera mungkin diterima masyarakat dan dampak bencananya dapat dicegah sedini mungkin agar dapat mengurangi kerugian harta benda hingga korban jiwa di masa mendatang," kata dia.*