Washington (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Rabu (18/9) mengatakan bahwa komunitas internasional "belum berbuat cukup" di Jalur Gaza.
"Saya kira (komunitas internasional) belum melakukan cukup banyak hal (untuk Gaza), dan seruan kami terkait Gaza adalah untuk menekan agar perang dihentikan secepat mungkin. Itu sudah menjadi sikap kami sejak awal," kata Guterres menanggapi pertanyaan wartawan.
Berbicara tentang pekerja kemanusiaan internasional, termasuk staf PBB, Guterres mengatakan PBB menegaskan bahwa setiap pekerja kemanusiaan yang tewas dalam perang harus mendorong dunia untuk melakukan "investigasi serius dan pertanggungjawaban yang efektif."
"Jika hal ini berlaku di mana pun, terutama berlaku di Gaza, di mana jumlah pekerja kemanusiaan yang tewas tidak tertandingi. Saya belum pernah melihat bagian dunia lain di mana begitu banyak orang tewas".
"Dan saya pikir jika ada sesuatu yang harus diperjuangkan oleh komunitas internasional dengan gigih, itu adalah tekanan agar ada pertanggungjawaban," tambahnya.
Guterres menegaskan kembali bahwa apa yang terjadi di Gaza "tidak dapat diterima" dan mengatakan bahwa ia "jauh lebih khawatir" tentang "dampak dramatis" pada kehidupan warga sipil, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia — di berbagai tempat di manapun, mulai dari Sudan, Myanmar, dan Gaza.
"Sikap kami sangat jelas. Kami berharap perang mengerikan ini akan segera berakhir, bahwa akhirnya akan ada gencatan senjata".
"Dan menurut kami, penting bahwa gencatan senjata ini menciptakan kondisi bagi Otoritas Palestina untuk mengambil alih kendali di Gaza, serta di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan itu menjadi dasar bagi pembangunan solusi dua negara, yaitu negara Palestina," tambahnya.
Ketika ditanya apakah dia berencana bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu minggu depan di sela-sela pertemuan Majelis Umum PBB di New York, Guterres mengatakan dia "siap menerima" semua kepala pemerintahan "jika mereka menginginkan itu terjadi."
"Jadi, pertanyaan itu harus ditujukan kepada Perdana Menteri Netanyahu," tambahnya.
Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera. Hampir 41.300 korban tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 95.500 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Baca juga: Negara di Pasifik akan naiknya permukaan air laut
Baca juga: Sekjen PBB Antoni khawatir atas situasi di Sudan
Serangan Israel telah membuat hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang masih berlangsung, yang menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional.
Sumber: Anadolu