Lombok Timur (ANTARA) - Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Lombok Timur di Nusa Tenggara Barat terus berupaya menghasilkan teknisi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) andal untuk mendongkrak setrum bersih di wilayah tersebut.
Instruktur PLTS BPVP Lombok Timur, Lalu Kukuh, mengatakan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah Swedia menyelenggarakan program pelatihan teknisi PLTS.
'Kami sangat antusias dengan program itu. Tujuan utama kami adalah menyediakan tenaga kerja terampil di bidang energi surya yang sangat dibutuhkan di daerah ini," ujarnya di Lombok Timur, Jumat.
Kukuh menuturkan program pelatihan itu telah berlangsung selama tiga tahun dan sudah menghasilkan lulusan yang siap terjun langsung ke lapangan.
Kurikulum yang diterapkan dalam pelatihan itu dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan industri dan perusahaan yang bergerak di bidang energi surya.
Materi pelatihan mencakup instalasi, operasi, dan pemeliharaan sistem PLTS. Kini banyak alumni BPVP yang telah berkarier di berbagai perusahaan ternama, salah satunya adalah PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
"Banyak alumni kami yang sudah bekerja di perusahaan besar. Itu membuktikan bahwa kualitas pelatihan yang kami berikan sudah sesuai dengan standar industri," kata Kukuh.
PLTS memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Nusa Tenggara Barat. Selain ramah lingkungan, penggunaan PLTS juga dapat menghemat biaya listrik hingga lebih dari 30 persen.
Kini pemanfaatan PLTS secara optimal di Nusa Tenggara Barat masih terkendala oleh kurangnya tenaga kerja terampil di bidang energi berbasis sinar matahari tersebut.
Melihat peluang itu BPVP Lombok Timur tidak hanya berhenti pada proses pelatihan. Mereka juga telah membentuk Asosiasi PLTS yang beranggotakan para alumni.
Asosiasi itu diharapkan dapat menjadi wadah bagi para alumni untuk saling berkolaborasi dan berkontribusi dalam pengembangan energi surya di Nusa Tenggara Barat, serta berperan aktif dalam menangani proyek-proyek PLTS terutama penerangan jalan umum atau PJU.
Selama ini, proyek-proyek PJU di Nusa Tenggara Barat masih banyak yang dikerjakan oleh tenaga kerja dari luar daerah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tenaga ahli di bidang PLTS di daerah tersebut.
"Padahal, jika kita memiliki tenaga ahli sendiri, kita bisa menghemat biaya dan menciptakan lapangan kerja baru," tambah Kukuh.
Lebih lanjut dia berharap program pelatihan teknisi PLTS bisa mengatasi permasalahan kekurangan teknisi dan mendorong percepatan pengembangan energi bersih di Nusa Tenggara Barat.
Dengan semakin banyaknya tenaga ahli PLTS yang dihasilkan oleh BPVP Lombok Timur, masa depan energi bersih di Nusa Tenggara Barat semakin cerah.
"Melalui program pelatihan itu kami telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya mewujudkan Nusa Tenggara Barat yang mandiri energi," pungkas Kukuh.