Jakarta (ANTARA) - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berkomitmen mendukung pemberdayaan pekerja perempuan di sektor pertambangan, sebagai upaya mengimplementasikan Diversity, Equity and Inclusiveness (DEI).
Per Maret 2025, MDKA telah memperkerjakan 1.084 perempuan atau sekitar 12 persen dari total seluruh karyawan, meningkat dari tahun sebelumnya yang mempekerjakan kurang lebih 800 karyawan perempuan, dengan posisi manajerial level terdapat hampir 15 persen diduduki oleh karyawan perempuan.
Direktur Sumber Daya Manusia MDKA Titien Supeno di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa perseroan secara berkelanjutan menjalankan program DEI untuk memastikan kesetaraan hak dan pemberdayaan bagi pekerja perempuan.
"MDKA mengakomodir kepentingan para pekerja perempuan dalam konteks hak, kesetaraan dan pemberdayaan karir. Kami membuat banyak mekanisme dan kebijakan strategis yang berimplikasi pada peningkatan kapasitas yang sama dan pemenuhan hak yang sama antara laki-laki dan perempuan" ujar Titien.
Ia menjelaskan, perseroan menjalankan program Female Green Operator di Tambang Emas Tujuh Bukit, yang dikelola oleh anak perusahaan di Banyuwangi yaitu PT Bumi Suksesindo.
Program ini melatih perempuan untuk mengoperasikan alat berat, yang mana lulusan dari program ini berkesempatan menjadi operator untuk Articulated Dump Truck (ADT) dan mendapatkan pekerjaan tetap, khususnya bagi masyarakat sekitar tambang di Kecamatan Pesanggaran.
“Selain di Banyuwangi, Merdeka juga menjalankan program yang sama di Tambang Tembaga Wetar, Maluku Barat Daya,” ujar Titien.
Sejak 2021, lanjutnya, Mining Apprentice Program (MAP) yang awalnya berfokus pada pemberdayaan perempuan di sekitar tambang, diperluas ke desa-desa lain di Wetar dan wilayah Maluku, dan telah menghasilkan 120 orang operator perempuan yang berperan dalam operasi Tambang Tembaga Wetar.
Di lokasi Proyek Emas Pani (Pani Gold Project) di Pohuwato, Gorontalo, perseroan mulai menjalankan program sama, yang saat ini ada satu orang operator alat berat perempuan yang merupakan warga lokal yang telah dilatih dan bekerja sebagai karyawan.
Dari sisi organisasi, perseroan telah tergabung dengan organisasi-organisasi nasional dan internasional yang berkaitan dengan perempuan, seperti Women in Mining & Energy (WiME) dan Indonesia Global Compact Network (IGCN).
Sebagai komitmen menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan inklusif utamanya bagi perempuan dan difabel, perseroan menyediakan berbagai fasilitas dan kebijakan pendukung, seperti ruang laktasi, cuti haid dua hari, kesempatan kerja bagi operator perempuan, serta whistleblowing system yang dikelola secara independen oleh PricewaterhouseCoopers (PwC).
Titien menjelaskan kebijakan anti-diskriminasi dan kesetaraan gender di MDKA bertujuan memenuhi komitmen terhadap proses perekrutan, penempatan, promosi, kompensasi, serta retensi karyawan yang didasarkan pada kualifikasi, termasuk pengalaman, prestasi, dan kriteria lainnya, tanpa adanya diskriminasi berdasarkan gender, identitas, atau orientasi seksual.
Baca juga: Hakim MA ubah putusan eks Kepala Pelabuhan Kayangan jadi 10 tahun
“Untuk meningkatkan kesadaran karyawan, perseroan melakukan sosialisasi kebijakan anti-diskriminasi dan kesetaraan gender secara berkala kepada semua karyawan dan pelatihan kode etik,” ujar Titien.
Selain itu, perseroan telah menerapkan berbagai kebijakan ketenagakerjaan yang mencakup keberagaman, kesetaraan, dan inklusivitas, anti-diskriminasi, serta perlindungan pekerja, yang didasarkan pada prinsip-prinsip International Labour Organisation (ILO) Core Conventions dan diterapkan secara konsisten melalui sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh karyawan.
Baca juga: NTB mengalami defisit neraca perdagangan di Februari 2025
"Kami meyakini, dengan komitmen pemenuhan hak Perempuan dalam sistem mekanisme strategis di perusahaan saat ini, akan menjadikan Merdeka sebagai salah satu perusahaan dengan ekosistem yang nyaman dan mendukung bagi pekerja Perempuan dalam berkarir di masa depan" ujar Titien.