Jakarta (ANTARA) - PT Timah Tbk memperbaiki sistem pengamanan wilayah izin usaha pertambangan untuk mengoptimalkan pengumpulan bijih timah guna mencapai target produksi pada 2025 sebesar 21.500 ton.
“Kami memang memperbaiki sistem pengamanan di dalam wilayah izin usaha pertambangan yang selama ini sangat bocor atau sering dimanfaatkan orang lain,” ucap Direktur Utama PT Timah Restu Widiyantoro dalam konferensi pers selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 di Jakarta, Kamis.
Restu menyampaikan bahwa sistem pengamanan merupakan kelemahan PT Timah, yang kemudian berdampak pada tidak maksimalnya proses pengumpulan bijih timah.
Oleh karena itu, PT Timah melakukan kolaborasi bersama institusi-institusi lain yang dapat memperbaiki sistem pengamanan wilayah pertambangan perusahaan pelat merah tersebut.
“Alhamdulillah kami banyak dibantu oleh institusi lain seperti Kejaksaan, Kepolisian, Angkatan Laut, dan sebagainya,” ucap Restu.
Baca juga: Pasar timah dalam negeri makin besar
Dengan demikian, ia berharap agar performa PT Timah dalam pengumpulan bijih timah bisa berjalan dengan lebih optimal guna mencapai target produksi sebesar 21.500 ton.
Adapun target produksi PT Timah disampaikan oleh Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Fina Eliani. Ia mengatakan, PT Timah menyepakati target pertumbuhan produksi di kisaran 10–12 persen.
Adapun produksi bijih timah pada 2024 sebesar 19.437 ton, naik apabila dibandingkan dengan produksi bijih timah pada 2023, yakni sebesar 14.855 ton.
“Target pertumbuhan yang kami setuju di kisaran 10–12 persen, berarti di kisaran 21.500 ton,” ujar Fina.
Baca juga: Kejagung menetapkan tiga tersangka kasus perintangan penanganan perkara
PT Timah Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 menyetujui pembagian dividen senilai Rp474.658.213.034, atau sebesar 40 persen dari laba perusahaan, ha Rp1.186.645.532.585.
Sedangkan, sisa laba tahun buku 2024, yakni sebesar 60 persen atau Rp711.987.319.551, dicatat sebagai saldo laba yang belum dicadangkan
PT Timah mencatat kinerja keuangan 2024 yang positif, melesat dengan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,19 triliun, melonjak 364 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat rugi bersih Rp449,67 miliar.
Kemudian sepanjang kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp116,86 miliar atau 120 persen dari target yang sudah ditentukan perusahaan.
Adapun produksi bijih timah pada 2024 sebesar 19.437 ton, naik apabila dibandingkan dengan produksi bijih timah pada 2023, yakni sebesar 14.855 ton. Produksi logam timah juga mengalami peningkatan, dari 15.340 metrik ton pada 2023 menjadi 18.915 metrik ton pada 2024.
Peningkatan juga terjadi pada penjualan timah, yakni dari 14.385 metrik ton pada 2023, naik menjadi 17.507 metrik ton pada 2024. Harga jual rata-rata juga lebih tinggi apabila dibandingkan dengan 2023, yakni dari 26.583 dolar AS per metrik ton, naik menjadi 31.181 dolar AS per metrik ton pada 2024.