Antisipasi banjir, PUPR Mataram petakan titik sumbatan saluran air

id Dinas PUPR,Kota Mataram,normalisasi

Antisipasi banjir, PUPR Mataram petakan titik sumbatan saluran air

Kegitan normalisasi salurah oleh tim Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akhir tahun 2024. ANTARA/HO-Dinas PUPR.

Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan pemetaan titik-titik rawan sumbatan drainase sebagai langkah antisipasi menghadapi musim hujan tahun ini.

Kepala Dinas PUPR Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Selasa, mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk meminimalkan risiko genangan dan potensi banjir di sejumlah wilayah.

"Saat ini normalisasi drainase masih terus kami gencarkan," katanya.

Dia mengatakan beberapa sumbatan di gorong-gorong sudah ditangani, namun volume sampah yang terbawa arus saat hujan deras menjadi tantangan utama di lapangan.

Baca juga: Normalisasi saluran dan sungai di Mataram antisipasi anomali cuaca

Ketika terjadi hujan lebat, sampah yang ada di sungai dan drainase digelontor air, sehingga menimbulkan sumbatan baru dan itulah yang perlu diantisipasi.

Untuk mendukung langkah tersebut, Dinas PUPR telah menyiapkan dua posko, yakni di Tanjung Karang dan Pagesangan. Posko itu berfungsi memantau kinerja pompa yang digunakan membuang luapan air drainase ke laut.

"Dengan cara itu, hambatan aliran air saat curah hujan tinggi dapat diatasi lebih cepat," katanya.

Baca juga: Volume sampah di saluran Kota Mataram berkurang hingga 50 persen

Di sisi lain, antisipasi tidak hanya difokuskan pada wilayah hilir Kota Mataram, tetapi juga memperhatikan debit air dari wilayah hulu.

Berdasarkan pantauan terakhir, ketinggian air masih berada pada level aman, yakni di bawah 90 sentimeter.

"Belajar dari bencana banjir 6 Juli 2025, kami harus siaga dari hulu agar kondisi di hilir tetap terkendali," katanya.

Baca juga: Normalisasi saluran Lingkar Selatan untuk antisipasi banjir di Mataram

Lale mengatakan sebelum musim hujan volume sampah di saluran memang hampir sama, karena semakin digali dan ditangani, sampah di saluran semakin banyak terhimpun.

Begitu juga dengan kondisi sungai, semakin bersih sungai semakin senang masyarakat membuang sampah ke sungai.

"Pokoknya, masalah sampah saluran dan sungai ini tidak ada habis-habisnya. Ini karena masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan serta dampak membuang sampah sembarangan," katanya.

Baca juga: Antisipasi La Nina, PUPR Mataram normalisasi muara Kali Unus Loang Baloq
Baca juga: DLH ingatkan warga Mataram tidak buang sampah ke saluran air

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.