Sragen, Jawa Tengah (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan sebanyak 250.000 warga Kabupaten Sragen, Jawa Tengah kini telah menggunakan metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dalam kesehariannya.
"Dengan rasio pengguna aktif, diperkirakan lebih dari 250.000 warga Sragen kini telah menggunakan QRIS dalam aktivitas ekonominya sehari-hari," kata Meutya di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada Rabu.
Lebih lanjut, dia menjelaskan inovasi di sektor ekonomi digital tersebut kini telah menjangkau hingga masyarakat di desa. Dia mencontohkan, di Desa Sribit sebanyak 35 persen warganya merupakan pengguna aktif QRIS dalam aktivitas ekonomi mereka.
Para pengguna QRIS di wilayah tersebut umumnya adalah pedagang di Pasar Tambak, penjual hasil tani, perajin bambu, hingga pelaku usaha rumahan.
"(Pengguna QRIS) kini tidak hanya menjual di sekitar sini (Desa Sribit), tetapi juga ke luar daerah," ujar Meutya.
Baca juga: NTT kampanyekan pembayaran digital lewat QRIStreet Festival
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan jumlah pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia sudah melampaui kartu kredit.
“Payment QRIS itu terus meningkat dan jumlah penggunanya di Indonesia sudah lebih dari 50 juta. Ini sudah lebih tinggi dari pengguna kartu kredit,” kata Airlangga.
Baca juga: Penggunaan QRIS di pasar tradisional Kota Mataram diperluas
Tingginya minat masyarakat untuk menggunakan QRIS, tutur Airlangga, menyebabkan penyedia jasa e-payment atau pembayaran elektronik mulai khawatir. Sebab, tak hanya di Indonesia, QRIS juga mulai merambah negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Selain itu, QRIS juga mulai menyentuh negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.
“Kami sedang mendorong untuk di Uni Emirat Arab. Kalau ini kita bisa lakukan, maka kita tidak menggunakan mata uang lain untuk transaksi di luar negeri. Ini akan menjaga stabilitas rupiah kita,” kata Airlangga.
