Jakarta (ANTARA) - Sidang Komisi Bersama Indonesia–Libya di Jakarta diharapkan menjadi titik awal penguatan hubungan saling menghormati dan berdampak nyata bagi kerja sama kedua negara di berbagai bidang. Wakil Menteri Luar Negeri RI Anis Matta menyampaikan harapan tersebut dalam sambutannya pada pembukaan Sidang Komisi Bersama Indonesia–Libya di Jakarta, Senin sore.
“Kami berharap hubungan antara kedua negara akan semakin memberikan dampak positif di semua bidang,” kata Anis Matta.
Dalam kesempatan itu, Anis Matta juga menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatannya menghadiri acara karena menerima undangan mendadak untuk mengikuti rapat kabinet paripurna di Istana Kepresidenan terkait penanganan bencana di wilayah Sumatera.
Ia menjelaskan bahwa seluruh fasilitas dan lembaga negara saat ini tengah berpartisipasi aktif dalam mengelola krisis bencana yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Pada forum yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Libya Emhemed Saeed Ali Zidan menyampaikan belasungkawa mendalam dari pemerintah dan rakyat Libya kepada pemerintah dan rakyat Indonesia atas bencana yang melanda Sumatra.
Ali Zidan menilai hubungan Indonesia dan Libya telah mengalami penguatan signifikan dan akan semakin erat melalui persahabatan, kerja sama, serta kemitraan yang terus dikembangkan oleh kedua negara.
Dengan ditandatanganinya sejumlah perjanjian dalam Sidang Komisi Bersama tersebut, Indonesia dan Libya dinilai telah mengambil langkah penting untuk memperluas kerja sama di berbagai sektor.
Baca juga: Kemenlu buka peluang kerja sama dagang daging halal
Ali Zidan juga menekankan pentingnya tindak lanjut yang efektif atas perjanjian-perjanjian yang telah disepakati, sekaligus mengapresiasi ketekunan dan kesabaran semua pihak dalam menyelesaikan berbagai masalah yang muncul.
Ia berharap kerja sama Indonesia dan Libya ke depan dapat diperluas ke bidang-bidang lain yang selama ini belum digarap secara optimal oleh kedua negara.
Sidang Komisi Bersama Indonesia-Libya Kedua tersebut dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Anis Matta dan Wakil Menteri Luar Negeri Libya Emhemed Saeed Ali Zidan.
Baca juga: Kemenlu terkena efisiensi anggaran Rp2,03 triliun
Pada akhir pertemuan, kedua negara menandatangani perjanjian pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik, dinas, dan khusus untuk mempermudah mobilitas pejabat kedua negara.
Indonesia dan Libya juga menandatangani nota kesepahaman kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Persatuan Umum Kamar Dagang, Industri, dan Pertanian Libya guna mendorong peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan bilateral.
