PARA PEMIMPIN G20 BERTEMU UNTUK REFORMASI EKONOMI DUNIA

id

Pittsburgh, Pennsylvania (ANTARA) - Para pemimpin ekonomi terbesar dunia menuju Pittsburgh Kamis menjanjikan langkah untuk menjaga pasar-pasar finansial dan mencegah terulangnya kehancuran ekonomi tahun lalu.

"Di Pittsburgh, kami akan bekerja sama dengan ekonomi terbesar dunia untuk memetakan suatu jalan bagi pertumbuhan yang seimbang dan mantap," kata Presiden Amerika Serikat Barack Obama kepada PBB pada acara KTT G20 seperti dilaporkan AFP.

Pertemuan dua hari kelompok 19 negara maju dan ekonomi sedang tumbuh plus Uni Eropa--muncul hanya setahun setelah kolapsnya pasar kredit Amerika Serikat yang mengakibatkan ekonomi global mengalami kehancuran.

Pertemuan itu juga diadakan setelah enam bulan para pemimpin G20 bertemu di London untuk menyatukan tanggapan mereka terhadap krisis global yang terjadi, dan kinerja mereka di Pittsburgh akan dinilai apakah mereka berbuat sesuai dengan janji-janji mereka sebelumnya.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy mengatakan Rabu bahwa ia akan mendorong mitra-mitranya untuk mengenakan berbagai sanksi atas bebas pajak tidak kooperatif hingga tahun depan.

Sarkozy juga mengatakan bahwa "salah satu dari isu-isu yang dipertaruhkan di Pittsburgh ini menerapkan sanksi mulai dari kuartal pertama tahun depan di negara-negara yang tidak menghormati peraturan."

Pada pertemuan G20 di London pada bulan April lalu, para pemimpin ekonomi terkemuka di dunia setuju untuk menyingkirkan bebas pajak sebagai bagian dari upaya global untuk menangkap penghindaraan pajak ilegal.

"Bebas pajak, kerahasiaan perbankan, itu semua berakhir," kata Sarkozy dalam sebuah wawancara dengan televisi Perancis dari New York. "Saya akan berjuang untuk berbagai sanksi besok di Pittsburgh."

Pekan lalu, Perancis dan Jerman mendesak untuk mengakhiri pemberian bonus para bankir, di tengah penolakan dari Inggeris dan Amerika Serikat, tetapi kesepakatan kompromi kemungkinan akan dicapai, kata para pejabat.

Obama, yang akan menjadi tuan rumah KTT global pertamanya, juga mencoba meyakinkan negara-negara maju dan berkembang untuk menyepakati suatu rencana untuk menghapuskan subsidi untuk industri bahan bakar fosil yang memperparah pemanasan global.

Ekonomi-ekonomi sedang tumbuh, yang dipelopori India, menginginkan miliaran dolar dalam subsidi dari negara-negara maju untuk membantu mereka mengubah berbagai teknologi hijau jika mereka mencapai kesepakatan pada KTT di Copengahen Desember mendatang.

Perdana Menteri Inggeris Gordon Brown merupakan pemimpin pertama yang menyebutkan angka dalam bantuan serupa --menyebutkan 100 miliar dolar pada 2020--dan ia mengatakan dalam editorial di New York Times bahwa ia akan mendorong G20 untuk mengambil langkah. (*)