Pagaralam, Sumsel (ANTARA) - Status Gunung Api Dempo, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, masih aktif normal atau level I, meskipun terjadi puluhan kali gempa vulkanik setelah letusan Gunung Merapi Sleman Yogyakarta dan gempa bumi Mentawai Sumatera Barat.
"Memang sudah puluhan kali terjadi gempa vulkanik dan tektonik setelah terjadi letusan Gunung Merapi Yogyakarta dan gempa Mentawai, Sumbar, tapi dengan kapasitas relatif kecil sehingga tidak begitu berpengaruh dengan keadaan Gunung Api Dempo" kata Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo, Slamet, di Pagaralam, Jumat.
Slamet mengungkapkan gunung api ini pernah naik status menjadi waspada atau lavel II pada 2008.
Dia mengatakan, berdasarkan data tercatat di seismograf pada Selasa (26/10) terjadi enam kali gempa baik vulkanik dan tektonik, demikian juga pada Rabu terjadi enam kali gempa vulkanik.
"Sebetulnya Gunung Dempo ini masih menjadi proritas pengawasan tim langsung dari Badan Geologi, Pusat Vukanologi, Mitigasi Bencana Geologi, Bandung meskipun statusnya aktif normal atau level I, setelah Merapi meletus," ungkapnya.
Dia mengatakan, memang saat ini tidak ada gejala peningkatan yang terjadi terhadap Gunung Api Dempo meskipun sulit dipantau karena hampir setiap hari diselimuti kabut tebal, apalagi saat ini memasuki musim hujan.
Berapa minggu terakhir ini Gunung Dempo memang menunjukan gejalan peningkatan aktifitas seperti gempa vulkanik dan tektonik meskipu kapasitasnya sangat kecil.
"Tapi kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi ke depannya, namun demikian harus selalu waspada," ungkap dia.
Menurut dia, beberapa waktu lalu tim dari Bandung dan petugas Gunung Dempo telah memasang alat perekam tambahan di ketinggian 2.000 meter diatas permukaan laut (dpl) untuk membantu jika alat perekam di puncak Gunung Api Dempo mengalami gangguan atau rusak.
Dengan demikian, Gunung Api Dempo telah memiliki dua alat perekam aktivitas yakni seismometer yang dilengkapi antena nantinya akan dapat menerima sinyal untuk kemudian diterima seismograf di pos pemantau, katanya. (*)