NTB bangun sistem pertanian terpadu di Labangka Sumbawa

id NTB,Labangka,Sumbawa,Sistem Pertanian Terpadu

NTB bangun sistem pertanian terpadu di Labangka Sumbawa

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H Zulkieflimansyah. (ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat direncanakan akan segera membangun sistem pertanian terpadu (integrated farming) di Kecamatan Labangka, Kabupaten Sumbawa.

"Sistem pertanian terpadu Labangka merupakan sebuah sistem yang menggabungkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan sektor-sektor strategis lainnya. Sistem ini menggunakan beragam tanaman dan jenis hewan untuk menciptakan suatu ekosistem dalam satu kawasan terintegrasi," kata Kepala Dinas Pertanian Husnul Fauzi kepada Gubernur NTB H Zulkieflimansyah saat memaparkan tentang rencana pengembangkan kawasan sistem pertanian terpadu seluas 10.000 hektar pada komplek Labangka Sumbawa di Mataram, Rabu.

Husnul Fauzi menjelaskan sebagai tahap awal akan dikembangkan secara berkelanjutan, ada komoditas peternakan, tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan.

"Itu satu terintegrasi nantinya," ujar Husnul.

Selain itu,  kawasan 'integrated farming' akan dijadikan kawasan edukasi. Di mana masyarakat dapat melihat proses penanaman padi hingga proses memanen. Begitu juga sektor perikanan, proses pembibitan, pemeliharaan hingga panen dapat disaksikan dikawasan tersebut.

Termasuk lanjutnya, sistem manajemen pemasaran yang didalamnya melibatkan UKM dan petani. 

"Inilah konsep wisata edukasi itu," jelasnya.

Husnul Fauzi juga menambahkan bahwa sistem integrasi pertanian ini dapat meningkatkan ketersediaan pangan nasional. Sehingga imbasnya dapat mendongkrak pertumbuhan volume ekspor bagi negara.

Sistem ini juga dapat mendukung penerapan terknologi dan meningkatkan kapasitas serta kempuan petani. Termasuk industrialisasi mesin-mesin akan digunakan oleh petani.

Ditambahkannya, Kecamatan Labangka Sumbawa merupakan kawasan trategis, yang dekat dengan pantai diwilayah bagian selatan Kabupaten Sumbawa. Luas wilayahnya 24. 408 Ha. Sedangkan luas lahan sawah seluas 184 Ha, tegalan seluas 10.666 Ha, perkebunan seluas 915 Ha, Hutan Negara seluas  2. O40 Ha, Tambak, Empang, Kolam seluas 727 dan bukan pertanian seluas 9.776 Ha.

Sehingga kata Husnul, kawasan dengan luas bentangan dan struktur tanah yang subur dapat menjadikan kawasan ini dengan sistem pertanian terpadu yang dapat menjadi percontohan kawasan lain

Gubernur NTB H Zulkieflimansyah menyambut baik dan mengapresiasi langkah terobosan tersebut. Konsep sistem pertanian terintegrasi ini seyogyanya direncanakan dengan matang, untuk manajemen pertanian yang berkelanjutan. 

"Karena sistem ini mengintegrasikan produksi hewan ternak dan tanaman dalam satu kawasan," kata Doktor Zul sapaan akrabnya.

Ia menegaskan bahwa rencana ini harus dapat diproyeksikan dan dikembangkan  secara terukur dan mudah dipahami kedepannya. 

Di lahan seluas 10.000 Ha ini lanjut Doktor Zul, agar dipetakan dengan cermat pengembangan integrated farming Labangka. Baik itu lokasi untuk pengembangan sektor tanaman pangan, holtikuktura, perkebunan, peternakan maupun sektor perikanan.

"Sehingga tahun 2021, kita dapat panen perdana, dengan menghadirkan menteri Pertanian di kawasan tersebut," katanya.