Gara-gara dualisme kepemimpinan, Lasqi Mataram mundur dari tuan rumah Festival Bintang Religi Nasional

id lasqi,mataram,mundur

Gara-gara dualisme kepemimpinan, Lasqi Mataram mundur dari tuan rumah Festival Bintang Religi Nasional

Ketua DPD Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Kota Mataram Hj Kinnastri Roliskana (tengah), Senin (29/11-2021), secara resmi menyatakan mundur sebagai tuan rumah kegiatan Festival Bintang Vocalis dan Pop Religi tingkat Nasional di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, karena adanya dualisme kepemimpinan di tingkat DPP Lasqi. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Seni Qasidah Indonesia (Lasqi) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, resmi menyatakan mundur dari tuan rumah kegiatan Festival Bintang Vocalis dan Pop Religi Nasional 2021, karena adanya dualisme kepemimpinan tingkat pusat.

"Kota Mataram siap jadi tuan rumah, apabila sudah ada kejelasan tentang kepengurusan DPP Lasqi yang sah secara hukum," kata Ketua DPD Lasqi Kota Mataram Hj Kinnastri Roliskana kepada wartawan di Mataram, Senin.

Pernyataan tersebut disampaikan menyikapi akan digelarnya kegiatan Festival Bintang Vocalis dan Pop Religi tingkat Nasional pada 3-5 Desember 2021, oleh DPW Lasqi NTB yang informasinya menggunakan pihak ketiga dan tidak menggunakan APBD.

Dalam hal pelaksanaan tersebut, kata Kinnastri, DPD Lasqi Kota Mataram sama sekali tidak terlibat, sebab Lasqi Kota Mataram pada tanggal 22 November 2021, sudah menyatakan mengundurkan diri, tidak terlibat dan tidak bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang akan berlangsung 3-5 Desember 2021.

Menurut Kinnastri yang juga menjadi Ketua TP PKK Kota Mataram, pada awalnya Lasqi Kota Mataram sudah siap menjadi tuan rumah kegiatan skala nasional tersebut. Bahkan sudah melakukan persiapan sekitar 85 persen, termasuk penetapan tanggal pelaksanaan pada 18-20 November 2021.

Sayangnya, pada tanggal 2 November 2021, Lasqi Kota Mataram menerima informasi adanya dualisme kepemimpinan pada tingkat DPP yang memiliki pengaruh dan dampak besar terhadap rencana kegiatan yang telah disiapkan.

"Setelah kami koordinasikan dengan pihak terkait termasuk Pak Sekda, khususnya tentang pertanggung jawaban anggaran sebesar Rp400 juta dari Kota Mataram dan Rp400 juta dari Provinsi NTB, kami memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan tersebut dan mundur jadi tuan rumah per tanggal 22 November," katanya.

Dikatakannya, kendati dalam hal ini Lasqi Kota Mataram belum ada dirugikan secara material, tetapi secara emosi pengurus merasa diombang-ambingkan karena ketidak transparan kepengurusan.

"Jujur terhadap hal ini kami kecewa. Tapi bersyukur bisa tahu lebih awal sehingga kami bisa mengambil keputusan dan tidak terseret keranah hukum hanya karena dualisme kepemimpinan," katanya.

Terkait dengan itu, setelah mendapat informasi dualisme kepemimpinan DPP Lasqi, DPD Lasqi Kota Mataram memfasilitasi DPW se-Indonesia yang akan hadir dan sudah memesan hotel untuk diundur atau pembatalan.

"Ahamdulillah, ternyata DPW se-Indonesia rata-rata sudah memesan saja belum ada yang memberikan uang muka. Jadi kita komunikasikan langsung ke pihak hotel sekaligus memberikan penjelasan terkait kondisi tersebut," katanya.

Sementara terkait dengan dua orang kontingen asal Kota Mataram yang akan ikut bertanding dalam Festival Bintang Vocalis dan Pop Religi tingkat nasional itu, tetap diizinkan untuk ikut serta.

Pertimbangannya, sambung Kinnastri, karena dua kontigen asal Kota Mataram sudah menjadi duta NTB, sehingga pembinaan dan tanggung jawab lainnya ada di pemerintah provinsi.

"Sedangkan tim Qasidah Kolaborasi yang kita siapkan untuk tampil, tidak kita izinkan sebab kita tidak terlibat sebagai panitia," katanya.

Kinnastri menambahkan, jumlah kontingen yang akan bertanding pada Festival Bintang Vocalis dan Pop Religi tingkat Nasional sebanyak 64 orang yang merupakan finalis provinsi se-Indonesia.