Mataram, 13/12 (ANTARA) - Lima unit kapal bermuatan semen sudah mengantre selama tiga hari Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat karena terkendala terbatasnya lahan dermaga bongkar muat.
"Memang benar, ada antrean kapal bermuatan semen. Itu terjadi karena kapal pengangkut semen milik lima distributor datang secara bersamaan, sedangkan lahan dermaga bongkar muat terbatas," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Imam Maliki, di Mataram, Kamis.
Ia mengatakan, lima unit kapal bermuatan 3.000 hingga 5.000 ton mengangkut semen milik lima distributor, yakni PT Tonasa, PT Semen Tiga Roda, PT Holcim, PT Semen Gresik.
Meskipun bongkar muat dipastikan akan selesai hingga satu minggu ke depan, tidak akan mengganggu ketersediaan stok semen di pasaran. Harga juga masih relatif stabil.
"Saya sudah pantau ke sejumlah gudang distributor, stok masih aman. Tidak ada gejolak harga semen di pasaran hingga saat ini," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan kepada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) NTB untuk memperluas areal dermaga bongkar muat agar tidak terjadi antrean hingga berminggu-minggu.
Antrean kapal sering terjadi karena yang dibongkar muat tidak hanya semen, melainkan kebutuhan pokok yang didatangkan dari Pulau Jawa dan bongkar muat pupuk.
Dermaga di Pelabuhan Lembar, hanya bisa untuk bongkar muat tiga kapal dalam satu hari.
Namun Dishubkominfo NTB, kata Maliki, beralasan perluasan dermaga bongkar muat di Pelabuhan Lembar, tidak bisa dilakukan karena "load factor" atau jam kerja di pelabuhan tersebut belum memenuhi persyaratan.
"Syarat untuk perluasan, yakni jam kerja harus lebih dari 10 jam, sedangkan jam kerja di Pelabuhan Lembar, hanya sampai jam lima sore," ujarnya.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Lembar, kata Maliki, juga sudah menyatakan kesiapannya untuk menambah jam kerja di dermaga bongkar muat, namun distributor semen tidak mampu untuk menambah jam kerjanya karena terkendala biaya operasional.
"Kami sudah beberapa kali membahas masalah ini dengan distributor semen. Namun, mereka tetap belum sanggup menambah jam kerja. Padahal Pelindo memberi ruang untuk menambah jam kerja, bahkan hingga jam 10 malam," ujarnya.
(ant)