Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menargetkan, sebanyak 30 ton sampah organik di Mataram akan dikelola menjadi pakan maggot di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern di Sandubaya.
"Jika TPST modern tahun ini rampung dibangun, maka kita bisa kelola sampah rumah tangga berupa sisa makanan, sayur, dan buah sekitar 30 ton per bulan untuk pakan maggot," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Senin.
Dikatakan, TPST modern yang akan dibangun di atas lahan 5.300 meter per segi ini akan menjadi tempat pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomis dan lengkapi dengan pembangunan hanggar besar yang berisi mesin pengolah sampah.
"Sampah-sampah yang masuk ke TPST akan kita produksi menjadi kompos dan sebagian besar menjadi pakan maggot," katanya.
Menurutnya, jika 30 ton sampah organik dikelola menjadi pakan maggot maka maggot yang dihasilkan juga bisa mencapai 30 ton per bulan. Pasalnya, maggot ini setiap saat kerjanya hanya makan hingga panen.
Oleh karena itu, katanya, penanganan sampah melalui pengembangan budi daya maggot ini sangat efektif, sehingga sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) hanya sisa sampah yang tidak bisa diolah.
"Untuk saat ini di Mataram Maggot Center (MMC) saja, dengan 60 biopond dengan ukuran 2X1 meter setiap hari membutuhkan sekitar 3 ton sampah organik. Namun yang bisa dipenuhi baru sekitar 2 ton," katanya.
Dari kondisi itu, lanjutnya, dapat disimpulkan sebenarnya Mataram kekurangan sampah organik terutama sampah basah rumah tangga sisa makanan yang akan diolah menjadi pakan maggot.
"Di MMC rata-rata setiap hari maggot yang dipanen di atas 100 kilogram, untuk memenuhi kebutuhan para kelompok pembudidaya ikan air tawar dengan harga jual Rp6.000-Rp7.000 per kilogram," katanya.
Menurutnya, TPST itu disebut modern karena pengolahan sampah dilakukan dengan pendekatan teknologi mulai dari penerimaan sampah masuk, mesin pembuka otomatis, mesin pemilahan otomatis dan peralatan lainnya serba otomatis sehingga petugas yang akan ditempatkan nantinya cukup sekitar 15 orang.
"Sampah yang masuk sudah otomatis terpilah pada bak-bak yang disiapkan baik itu sampah organik maupun anorganik. Untuk organik akan jadi pakan maggot dan sebagian pupuk kompos," katanya.
TPST modern yang akan dibangun di belakang Gelanggang Olah Raga (GOR) Turide, menggunakan anggaran dari pemerintah pusat sekitar Rp25 miliar dan ditargetkan mulai terbangun pada bulan Agustus 2023.
Data DLH Kota Mataram sebelumnya menyebutkan, volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke TPA sekitar 200 ton.
Namun, sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 175 ton per hari.