NTB anggarkan Rp7 miliar untuk Pelatihan Petani

id Bakorluh NTB

Pelatihan yang kami berikan terkait dengan peningkatan kemampuan dari sisi informasi dan teknologi, teknis budi daya, pemberantasan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan kemampuan mengelola usaha berbasis manajemen agribisnis
Mataram,  (Antara) - Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Nusa Tenggara Barat memanfaatkan anggaran sebesar Rp7 miliar untuk meningkatkan kemampuan petani dan penyuluh dalam mengembangkan sektor pertanian berbasis agribisnis.

Sekretaris Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Nusa Tenggara Barat (NTB) Hj Husnanidiaty Nurdin di Mataram, Jumat mengatakan dana untuk peningkatan kapasitas penyuluh dan petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha itu, bersumber dari dana bagi hasil cukai dan hasil tembakau (DBHCHT).

"Pelatihan yang kami berikan terkait dengan peningkatan kemampuan dari sisi informasi dan teknologi, teknis budi daya, pemberantasan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan kemampuan mengelola usaha berbasis manajemen agribisnis," katanya.

Ia menyebutkan, dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) NTB, jumlah penyuluh yang menjadi sasaran untuk diberikan peningkatan kapasitas sebanyak 800 orang, terdiri atas penyuluh pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan.

Para penyuluh yang diberikan pelatihan tidak hanya yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), tetapi juga penyuluh berstatus tenaga harian lepas (THL).

Sementara jumlah petani atau pelaku utama dan pelaku usaha yang menjadi sasaran sebanyak 1.250 orang yang berasal dari 10 kabupaten/kota di NTB. Namun, yang sudah dilatih sudah mencapai 2.360 orang dan berasal dari seluruh sektor pertanian dan perikanan.

"Petani perlu terus diberikan peningkatan kemampuan karena mereka merupakan pelaku utama. Jadi tidak harus bisa menanam saja, tetapi harus bisa menjadi pengusaha," ucapnya.

Ia mengatakan, pola pelatihan yang diberikan kepada para penyuluh dan petani adalah 80 persen praktik dan 20 persen teori.

Dengan pola pelatihan seperti itu, diharapkan penyuluh dan petani lebih cepat memahami materi pelatihan yang diberikan oleh pemateri yang berasal dari perguruan tinggi negeri yang terkait di bidangnya.

Setelah petani memperoleh peningkatan kemampuan, lanjut Eni, diharapkan mereka mampu mengaplikasikannya untuk memperbaiki proses budi daya dan manajemen usahanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.

Di sisi lain, para penyuluh yang sudah diberikan peningkatan kapasitas akan mendampingi para petani di wilayah kerja masing-masing.

"Tahun depan kami akan evaluasi sejauh mana para petani dan penyuluh mengaplikasikan hasil pelatihan yang sudah diberikan," katanya.