Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan, upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting pada 2023 telah menunjukkan hasil setelah angka kasus stunting mulai menurun.
"Angkat kasus stunting di daerah kita telah turun menjadi 15 ribu atau 17 persen di 2023 dari sebelumnya 20 persen tahun 2022 atau dari 18 ribu balita stunting," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah,H Suardi di Praya, Rabu.
Program penanganan stunting yang dilakukan pemerintah saat ini sama seperti tahun sebelumnya. Di mana pada 2023 ini pemerintah daerah juga memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil dan balita stunting.
"Salah satunya program yang dilakukan pemberian makanan tambahan berupa telur," katanya.
Dari data sementara, kasus stunting di Lombok Tengah hampir menyebar di 12 kecamatan, namun kasus stunting yang paling tinggi saat ini ada di Kecamatan Batukliang Utara dan Kecamatan Praya Tengah.
"Penanganannya juga lebih difokuskan di wilayah yang angka stuntingnya paling tinggi," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah daerah Lombok Tengah tetap komitmen untuk mendukung penurunan angka stunting hingga 14 persen sesuai dengan yang diprogramkan oleh Presiden Republik Indonesia. Sehingga pemerintah daerah juga menargetkan penurunan stunting pada 2023 ini mencapai 16 persen, tahun 2024 diharapkan bisa turun menjadi 14 persen.
"Intervensi pemberian makanan bergizi terus kita tingkatkan. Hingga saat ini angka stunting kita 17 persen, artinya tinggal 3 persen yang menjadi tugas kita bersama," katanya.
Upaya penurunan stunting saat ini tidak hanya dilakukan pemerintah daerah, namun dari pemerintah pusat dan provinsi juga ikut melakukan upaya penurunan stunting, sehingga di 2024 diharapkan bisa menjadi 14 persen.
"Pemerintah Provinsi NTB juga saat ini telah turun melakukan intervensi penurunan kasus stunting di semua daerah setempat, termasuk Lombok Tengah," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mulai fokus melakukan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil dalam rangka mendukung penurunan kasus stunting di daerah setempat.
"PMT ini diberikan pada ibu hamil dan anak stunting," kata Wakil Bupati Lombok Tengah, HM Nursiah.
Pemberian protein pada masing-masing anak yang usianya 6 bulan sampai dengan 24 bulan yang mengalami stunting, akan diberikan 2 butir telur setiap hari selama 3 bulan.
"Sedangkan untuk ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) akan diberikan 1 (satu) butir telur selama 3 bulan," katanya.
Berita Terkait
Lombok Tengah targetkan stunting di bawah 10 persen pada 2024
Rabu, 11 Desember 2024 12:56
Hasil lelang cenderamata MotoGP dipakai penanganan stunting di Lombok Tengah
Rabu, 20 November 2024 12:50
ITDC percepatan penurunan stunting di desa penyangga Mandalika Lombok
Selasa, 10 September 2024 15:59
Pemkab-Baznas Lombok Tengah berikan makanan tambahan turunkan stunting
Jumat, 16 Agustus 2024 13:44
Kasus stunting di Lombok Tengah diaudit
Jumat, 9 Agustus 2024 16:49
Gerakan tablet tambah darah siswi SMP-SMA digelar di Lombok Tengah
Senin, 29 April 2024 12:09
Angka stunting di Lombok Tengah turun jadi 10,91 persen
Selasa, 19 Maret 2024 10:16
Tiga desa di Lombok Tengah menjadi percontohan roadmap penurunan stunting
Rabu, 27 Desember 2023 18:17