Angka stunting di Lombok Tengah turun jadi 10,91 persen

id Stunting di Lombok Tengah ,NTB,Lombok Tengah,stunting,stunting di lombok tengah turun

Angka stunting di Lombok Tengah turun jadi 10,91 persen

Wakil Bupati Lombok Tengah, Provinsi NTB, HM Nursiah. (ANTARA/Akhyar Rosidi)

Angka stunting di Lombok Tengah mencapai 10,91 persen atau telah di bawah target nasional yakni 14 persen

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Wakil Bupati Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) HM Nursiah mengatakan, angka kasus stunting di daerah setempat telah menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena mencapai 10,91 persen pada awal 2024.

"Angka stunting di Lombok Tengah mencapai 10,91 persen atau telah di bawah target nasional yakni 14 persen," kata HM Nursiah di Praya, Selasa.

Ia mengatakan, angka kasus stunting di Lombok Tengah pada akhir 2023 mencapai 13,34 persen atau sudah di bawah target nasional. Namun pemerintah daerah terus melakukan terobosan dengan pemberian makanan tambahan, sehingga angka stunting terus mengalami penurunan setiap bulan.

Angka stunting di Lombok Tengah saat ini berada di urutan ketiga dari 10 kabupaten/kita di NTB setelah Sumbawa dan Sumbawa Barat.

"Jumlah balita stunting hingga Februari 2024 itu 10.012 balita," katanya.

Baca juga: Tiga desa di Lombok Tengah menjadi percontohan roadmap penurunan stunting

Meskipun kasus stunting di Lombok Tengah turun, pemerintah daerah terus berkomitmen untuk melakukan berbagai program untuk mempercepat penurunan stunting dalam rangka mewujudkan Indonesia emas 2045 sesuai dengan program Presiden Jokowi.

"Meskipun angka stunting di bawah target nasional, penanganan stunting tetap dilakukan dengan melanjutkan program sebelumnya," katanya.

Baca juga: PT Angkasa Pura I Bandara Lombok dukung upaya penurunan kasus stunting

Ia mengatakan program percepatan penurunan stunting 2024 berbeda dengan tahun 2023 yang lebih fokus pada pemberian makanan tambahan berupa telur atau makanan bergizi. Untuk 2024 ini program penurunan stunting dilakukan dengan pemberian makanan bergizi siap saji pada saat dilakukan posyandu.

"Balita stunting kita berikan makanan bergizi yang telah dimasak," katanya.

Ia mengatakan dengan pola baru dalam penanganan stunting dengan mengajarkan para orang tua secara langsung memasak dari bahan makanan yang bergizi pada saat posyandu, bisa mempercepat penurunan stunting.

"Kita sudah rapat koordinasi untuk pola baru penanganan stunting di 2024," katanya.

Baca juga: Pemkab Lombok Tengah menargetkan penurunan stunting 2023 jadi 12 persen
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah mengalokasikan Rp1,9 miliar untuk turunkan stunting