Medan (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, penambahan sektor usaha mikro bisa menjadi salah satu indikator kurangnya lapangan kerja di Indonesia.
"Jadi jangan langsung menilai jika usaha mikro semakin banyak itu berarti sebuah keberhasilan," ujar Teten dalam Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM dan Kewirausahaan 2023 di Medan, Senin. di Medan, Senin.
Menurut Kepala Staf Kepresidenan Indonesia tahun 2015-2018 itu, para pelaku usaha mikro kebanyakan adalah mereka yang ingin bekerja tetap sulit mendapatkan tempat. Mereka lalu mencoba berbisnis, tetapi cenderung tidak terarah lantaran tidak memiliki wadah untuk berkonsultasi. Pada akhirnya, Teten menyebut bahwa pelaku usaha mikro itu cenderung meniru bisnis yang sudah ada.
Hal tersebut membuat produk usaha mikro tidak beragam dan tidak terlalu laku di pasaran karena sejenis dengan produk lain. "Akibatnya, penghasilan dari usaha mikro pasti di bawah UMR," tutur Teten.
Pria berusia 60 tahun itu melanjutkan, salah satu cara untuk mengantisipasi pertumbuhan usaha mikro adalah dengan meningkatkan kualitas usaha kecil dan menengah (UKM) di seluruh Indonesia. Dengan menaikkan kelas UKM, produk dari sektor itu bisa laku dijual dengan skala nasional maupun internasional. Produk tersebut, Teten menambahkan, tidak perlu harus rumit. Bahkan keripik singkong, dengan pengolahan yang tepat, bisa diekspor ke berbagai negara.
"Keripik singkong itu ketebalannya berbeda-beda di setiap negara. Jadi, usaha tersebut bisa ditingkatkan. Kalau usaha-usaha itu terus membesar, maka pemilik usaha mikro dapat diserap dan bekerja di sana," kata dia.
Baca juga: Sebanyak 300 UMKM Mataram libatkan bazar saat MXGP Selaparang
Baca juga: Puluhan UMKM ramaikan bazar Jambore PKK NTB
Selain keripik singkong, beberapa produk lain yang dinilai Teten bisa dikembangkan di tingkat UKM untuk diekspor seperti rumput laut dan minyak nilam, salah satu bahan baku parfum. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah perusahaan mikro di Indonesia pada tahun 2021 adalah 3,95 juta, meningkat dibandingkan tahun 2020 yakni sekitar 3,91 juta. Akan tetapi, jumlah tersebut masih di bawah jumlah perusahaan mikro tahun 2019 yaitu di kisaran 4,13 juta perusahaan.
Berita Terkait
PNM aktif berdayakan perempuan menjadi pelaku usaha ultramikro
Jumat, 1 November 2024 6:39
Penyaluran kredit program pemerintah di NTB capai Rp3,41 triliun
Jumat, 16 Agustus 2024 13:51
Sebanyak 1.000 usaha kecil di NTB terima sertifikat halal gratis
Rabu, 17 Juli 2024 16:28
Menkop UKM mendorong pelaku usaha mikro bermental pengusaha
Kamis, 23 Mei 2024 5:52
Menteri Investasi : "OSS" terbitkan 4 juta NIM sepanjang 2023
Kamis, 25 Januari 2024 6:43
Ajang Pesta UMKM 2023 tingkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan
Rabu, 23 Agustus 2023 20:00
BTPN Syariah layani masyarakat tanpa agunan
Jumat, 11 Agustus 2023 6:47
Menteri Teten bidik 10 sektor UMKM bisa IPO di bursa
Senin, 10 Juli 2023 17:46