Tim kesehatan Mataram menemukan kasus penyakit mata pada hewan kurban

id Hewan kurban Mataram,Penyakit hewan kurban Mataram,Kurban Mataram,Mataram

Tim kesehatan Mataram menemukan kasus penyakit mata pada hewan kurban

Salah satu titik penjualan hewan kurban di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Tim Kesehatan Hewan Kurban Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menemukan kasus penyakit mata pada sejumlah hewan kurban yang dijual pengepul di kota itu.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh H Dijan Riyatmoko di Mataram, Selasa, mengatakan, dari hasil pantauan dan pengecekan tim kesehatan hewan kurban di lapak pedagang hewan kurban, kasus penyakit mata mendominasi temuan. 

"Tapi jumlah kasus penyakit mata yang ditemukan tidak banyak yakni sekitar 1-2 kasus per titik, dan petugas sudah memberikan obat," katanya.

Menurutnya, kasus penyakit mata pada hewan kurban itu dipicu karena debu akibat kondisi cuaca saat ini musim kemarau. Kendati demikian, hewan kurban yang mengidap penyakit mata sudah diminta untuk dipisah.

"Hewan kurban yang mengidap penyakit mata sudah kita minta dipisah sampai sembuh, agar tidak menular ke hewan kurban lainnya," katanya.

Di sisi lain, Dijan mengatakan, setelah petugas pemeriksa kesehatan hewan kurban melakukan pemeriksaan pada satu titik penjualan, pedagang akan diberikan surat keterangan kesehatan hewan kurban.

"Jadi kita tidak memberikan stempel hewan kurban satu-satu seperti tahun sebelumnya, melainkan kita berikan surat keterangan secara kolektif bawah hewan kurban yang dijual sudah diperiksa," katanya.

Dikatakan, kegiatan pemeriksaan hewan kurban di Kota Mataram akan dilakukan hingga H+3 Idul Adha 1444 Hijriah, dengan menyasar sekitar 50 titik pengepul dan ratusan tempat pemotongan hewan kurban.

Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, lokasi pemotongan hewan kurban di Mataram bisa mencapai sekitar 300 titik baik itu di masjid, sekolah, perkantoran, dan pantai sosial.

Namun dari ratusan titik tersebut, warga yang melapor untuk pemeriksaan kesehatan hewan kurban dan daging kurban sangat minim yakni sekitar 10 lokasi.

"Karena itu, tim kesehatan hewan kurban bergerak aktif mencari lokasi pemotongan untuk memberikan jaminan daging kurban yang akan dikonsumsi masyarakat adalah daging yang aman, sehat, utuh, dan halal (asuh)," katanya.