Pemkot Mataram turunkan tim terkait penolakan pembangunan rusunawa

id Rusunawa bermasalah

"Tim ini kami turunkan untuk mencari solusi terbaik terhadap pembangunan rusunawa itu"
Mataram (Antara NTB) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menurunkan tim untuk melakukan kajian terkait dengan penolakan pembangunan rumah susun sederhana sewa di kampus Akademi Manajemen Informasi dan Komputer (Amikom) ASM Mataram.

"Tim ini kami turunkan untuk mencari solusi terbaik terhadap pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) itu yang saat ini masih terjadi pro dan kontra terhadap pembangunannya, sebagai dapat pengeluaran izin mendirikan bangunaan (IMB)," kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kota Mataram Cokorda Sudira M. di ruang kerjanya, Mataram, Jumat.

Pernyataan itu dikemukakannya terkait dengan pengajuan IMB rusunawa yang diajukan pihak Amikom Mataram sekitar tiga hari lalu. Namun, rencana pembangunannya saat ini masih terdapat pro dan kontra di tengah warga sekitar.

Pengajuan IMB pembangunan rusunawa itu, kata dia, memang belum dijadwalkan untuk dibahas. Akan tetapi, tim teknis dari BPMP2T tentunya harus terlebih dahulu mencari tahu alasan warga yang pro dan kontra.

"Tujuannya agar keputusan dalam pengeluaran IMB dapat mengakomodasi kepentingan kedua belah pihak. Sementara itu, kami sebagai pemerintah, harus tetap netral," ujarnya.

Dalam beberapa hari terakhir ini, kata Cokorda Sudira, pihaknya sudah didatangi oleh perwakilan warga yang menyatakan tidak setuju dengan pembangunan rusunawa tersebut.

Dalam penjelasannya, lanjut dia, mereka menyampaikan berbagai hal yang menjadi dasar ketidaksetujuan mereka. Salah satunya, kekhawatiran warga terhadap pembangunan rusunwa di kampus Amikom yang berada di tengah permukiman padat penduduk.

Dengan demikian, pembangunan rusunawa ini membuat warga di sekitar itu takut, seperti saat pembangunan gedung perkuliahaan kampus Amikom lima lantai beberapa tahun lalu yang menyebabkan banyak rumah warga yang retak karena kerasnya getaran pemasangan tiang pancang bangunan serta berbagai alasan kuat lainnya.

"Alasan-alasan warga yang tidak setuju tetap kami tampung sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan nanti," katanya.

Selain didatangi oleh pihak yang kontra, dia juga didatangi oleh pihak yang pro, termasuk Direktur Amikom yang menyampaikan berbagai dasar dan latar belakang pembangunan rusunawa tersebut.

Dari keterangan Direktur Amikom, keberadaan rusunawa itu dapat memberikan dampak positif bagi pertumbungan pendidikan di Kota Mataram karena merupakan bagian dari peningkatan sarana dan fasilitas pendidikan.

"Titik temu dari kedua belah pihak ini memang belum ada. Kami sangat berharap dengan adanya tim yang kami turunkan langsung ke lapangan bisa memberikan solusi terhadap masalaah ini," katanya. (*)