Mataram (ANTARA) - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat menangani adanya kasus dugaan penipuan dan penggelapan dalam bidang kerja sama pariwisata dengan korban seorang investor asal Prancis, David Alexandre Guy, yang menanamkan modal usahanya di bidang pariwisata di Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara.
Kepala Bidang Humas Polda NTB Komisaris Besar Polisi Arman Asmara Syarifuddin di Mataram, Senin, membenarkan pihaknya menangani kasus tersebut berdasarkan adanya laporan korban. "Iya, laporannya sekarang masih dalam proses," kata Kombes Pol. Arman.
Dalam laporan, bule Prancis tersebut melaporkan kasus dugaan penipuan dan penggelapan ini dengan terlapor seorang pengusaha perempuan asal Kabupaten Lombok Utara berinisial IA. Kuasa hukum pelapor, Lalu Anton Hariawan menjelaskan bahwa kliennya melaporkan IA karena merasa tertipu dari adanya kesepakatan kerja sama untuk mengelola sebuah penginapan di kawasan wisata di Gili Trawangan. "Awalnya, terlapor ini menawarkan kesepakatan kerja sama untuk membangun ulang bungalo di atas lahan yang disebut IA sebagai lokasi miliknya," kata Anton.
Karena terlapor meminta dukungan dengan modus untuk membangkitkan kembali dunia pariwisata pasca gempa tahun 2018, David Alexandre sepakat untuk melakukan kerja sama tersebut. "Kesepakatan itu berlangsung pada 26 Desember 2018. David melalui perusahaannya, PT Carpedian sepakat untuk melakukan kerja sama dengan menyerahkan uang Rp1,1 miliar kepada terlapor," ujarnya.
Selain menyerahkan uang kesepakatan kerja sama, jelas dia, David Alexandre juga mengeluarkan biaya untuk melakukan renovasi bungalo beserta sarana kelengkapan penginapan. "Untuk renovasi sampai kelengkapan isi bungalo itu klien kami menghabiskan modal Rp2,9 miliar," ucap dia.
Renovasi pun selesai pada tahun 2020, namun karena pandemi COVID-19 melanda, usaha David Alexandre mulai beroperasi pada akhir tahun 2021. "Pas akhir tahun 2021 itu turun tim dari Pemerintah Provinsi NTB. Di sana baru terungkap kalau lahan itu berstatus hak pengelolaan (HPL) milik Pemprov NTB, bukan milik terlapor," ujarnya.
Mengetahui hal tersebut, David Alexandre merasa kecewa dengan IA. David pun meminta kepada IA agar mengembalikan seluruh sarana kelengkapan bungalo yang berasal dari modalnya tersebut. "Saat diminta kembali, terlapor ini malah menolak. Makanya, itu yang jadi bahan pelaporan kami ke Polda NTB dengan melaporkan IA atas dugaan penipuan dan penggelapan," kata Anton.
Dia mengatakan bahwa tindak lanjut adanya laporan yang masuk sejak Mei 2023 tersebut, baru hari ini pihak kepolisian memintai keterangan kepada David Alexandre. "Iya, permintaan keterangannya hari ini langsung di bawah Tim Subdit I Kamneg (Keamanan Negara) Reskrimum Polda NTB di Polda NTB," ujar dia.
Baca juga: OJK sebut ada tiga investor asing siap akuisisi multifinance Indonesia
Baca juga: Investor asing masih optimis RI aman tanamkan modal
Selain meminta keterangan terhadap kliennya, jelas Anton, pihak kepolisian juga sudah melakukan permintaan keterangan terhadap sejumlah pihak di Gili Trawangan. "Pada proses permintaan keterangan di lapangan, kami juga turut hadir memberikan pendampingan terhadap klien kami," kata Anton.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56