Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyiapkan alat pelindung diri (APD) khusus untuk para petugas di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Modern Sandubaya yang akan mulai diuji coba pada awal Juni 2024.
Kepala Bidang (Kabid) Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya, di Mataram, Kamis, mengatakan petugas dari DLH akan menggunakan APD warna biru.
"Sedangkan tenaga swadaya masyarakat akan kita berikan APD warna putih," katanya.
Ia mengatakan, tenaga swadaya yang dilibatkan saat TPST Modern Sandubaya beroperasi untuk tahap awal diberdayakan sebanyak 12 orang.
"Mereka merupakan warga sekitar yang biasa mengambil sampah plastik seperti botol dan gelas plastik di TPST Sandubaya yang ada saat ini," katanya.
Menurut dia, hasilnya bisa mereka jual ke bank sampah atau pengepul seperti biasa tempat mereka jual sebab DLH tidak mengambil botol atau gelas plastik yang biasa diambil pemulung. Petugas DLH nantinya hanya akan mengambil plastik, kantong kresek sisa yang tidak diambil tenaga swadaya untuk diolah menjadi batako atau paving block.
"Mereka merupakan pemulung yang biasa di TPST, kita akomodasi menjadi pemulung resmi di TPST modern," katanya.
TPST modern yang dibangun pemerintah pusat dengan anggaran Rp19,5 miliar di Sandubaya sudah berdiri megah, sehingga harus didukung juga dengan penampilan para pekerjanya. Oleh karena itu, petugas di TPST akan menggunakan APD khusus berwarna biru lengkap dengan sarung tangan, begitu juga tenaga swadaya dengan APD warna putih.
"APD mereka akan kita ganti secara berkala, tergantung dari kondisi kelayakan APD. Kalau dinilai seminggu atau dua minggu sudah tidak layak, kita bisa ganti," katanya.
Di sisi lain, lanjut Vidi, jumlah tenaga swadaya masyarakat tersebut bisa bertambah apabila ada warga yang ingin terlibat lagi mengambil sampah plastik di TPST modern. Namun, mereka harus daftar ke petugas TPST modern agar bisa menjadi tenaga swadaya masyarakat resmi dan mereka bisa mengambil sampah plastik di TPST modern.
Baca juga: DLH usulkan ambil alih pengelolaan sampah swasta di Mataram
Baca juga: Volume sampah di Mataram meningkat hingga 2 ton selama musim haji
"Keberadaan mereka murni swadaya. Jadi kami tidak menyiapkan honor bagi mereka, tetapi mereka dapat keuntungan dari menjual sampah plastik yang dihasilkan di TPST modern," katanya.
Menurut dia, TPST modern ditargetkan mengakomodasi dua kecamatan yakni Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara dengan volume sampah dari dua kecamatan itu sekitar 40-50 ton per hari.
"Ini pertaruhan kita kalau TPST modern bisa dikelola maksimal, apapun yang dibutuhkan Pemerintah Kota Mataram, pemerintah pusat siap bantu," katanya.