64 kasus gigitan anjing terjadi di Mataram sejak Januari-Juli 2024

id Distan Mataram,anjing liar,rebies, gigitan anjing

64 kasus gigitan anjing terjadi di Mataram sejak Januari-Juli 2024

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram Rihul Jannah. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat kasus gigitan anjing terhadap warga sejak Januari-Juli 2024 mencapai 64 kasus namun tidak ada yang dinyatakan positif rabies.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram Rihul Jannah di Mataram, Jumat, mengatakan jumlah kasus gigitan anjing itu menurun signifikan jika dibandingkan dengan pada 2023 yang mencapai 714 kasus.

"Data kasus gigitan anjing tersebut, kami dapatkan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram yang melakukan penanganan terhadap warga yang terkena gigitan di sejumlah fasilitas kesehatan," katanya.

Baca juga: Distan Mataram mengimbau warga lapor kasus gigitan anjing

Berdasarkan data pada 2023 hingga Juli 2024, katanya, Dinkes Kota Mataram juga belum menemukan kasus gigitan yang dinyatakan positif rabies.

"Alhamdulillah, hasil penangan dan pengecekan kasus gigitan anjing yang dilakukan Dinkes semua negatif," katanya.

Bahkan, pada kasus terakhir beberapa pekan lalu, pihaknya menerima laporan ada warga yang terkena gigitan anjing di wilayah Karang Medain, Cakranegara, Mataram.

Warga tersebut langsung dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan.

"Sedangkan sampel gigitan itu, kami kirim ke Bali dan hasil pemeriksaan negatif," katanya.

Baca juga: Kasus gigitan anjing rabies ancam Pulau Sumbawa

Rihul mengatakan kendati saat ini terjadi penurunan kasus gigitan anjing, namun warga diharapkan tetap waspada, menjaga kesehatan hewan peliharaan, dan melakukan antisipasi dengan pemberian vaksin terhadap hewan kesayangan.

Apalagi secara aturan, eliminasi hewan yang dilakukan untuk mencegah virus rabies saat ini sudah tidak dibolehkan, sehingga vaksinasi menjadi cara efektif untuk mencegah rabies.

Di sisi lain, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, sebab anjing-anjing liar ini biasa berkembangbiak atau datang mencari makanan di tempat sampah.

"Kebersihan lingkungan memiliki peran penting dalam upaya antisipasi rabies," katanya.

Pejabat Otoritas Veteriner dan Dokter Hewan Berwenang Kota Mataram drh Muhammad Irfan Sabri meminta warga yang terkena gigitan hewan pembawa rabies, seperti anjing, kucing dan kera, untuk tidak panik.

Baca juga: Lima warga Kota Mataram terindikasi terkena rabies

Pertolongan pertama dapat dilakukan warga dengan mencuci bekas gigitan air mengalir serta menggunakan sabun selama 15 menit dan bagian yang digigit bisa dipencet sampai mengeluarkan darah.

Kemudian sesegera mungkin datang ke fasilitas kesehatan terdekat atau rumah sakit untuk diberikan vaksin anti rabies VAR) serta diberikan serum anti rabies (SAR).

"Langkah preventif dan respons cepat terhadap kasus gigitan anjing tetap menjadi kunci dalam menjaga keselamatan masyarakat Kota Mataram dari ancaman rabies," katanya.

Data Distan Kota Mataram menyebutkan, jumlah anjing yang sudah divaksin rabies di Kota Mataram sebanyak 900 ekor, sedangkan kucing yang sudah divaksin 2.700 ekor.

"Sementara jumlah populasinya mungkin lebih banyak lagi, karena banyaknya anjing dan kucing liar," katanya.

Baca juga: Distan Mataram buka layanan vaksin gratis untuk hewan kesayangan