Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan menyepakati untuk meneruskan proyek-proyek unggulan kedua negara.
"China dan Malaysia sepakat memperkuat sinergi strategi pembangunan, memperdalam kerja sama menyeluruh dan saling menguntungkan, terus mempromosikan kerja sama 'Belt and Road' dan bersama-sama mengimplementasikan proyek-proyek unggulan," kata Presiden Xi Jinping dalam laman Kementerian Luar Negeri China pada Kamis.
Pertemuan keduanya dilakukan pada Kamis (7/11) sore, di Balai Besar Rakyat, China.
"China dan Malaysia bukan hanya tetangga yang baik di seberang lautan, tetapi juga teman baik dengan orang-orang yang berpikiran sama dan mitra yang baik untuk pembangunan bersama," kata Presiden Xi.
Pada Mei 2023, PM Anwar mengunjungi China untuk pertama kalinya sejak memegang jawaban sebagai Perdana Menteri, dan mencapai konsensus penting untuk bersama-sama membangun komunitas China-Malaysia dengan masa depan bersama.
"Selama lebih dari setahun terakhir, kedua negara telah mempertahankan interaksi yang erat di semua tingkatan, mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan dan berkualitas tinggi serta membawa manfaat nyata bagi kedua rakyat," ujar Presiden Xi.
Selain itu, Presiden Xi menekankan bahwa kedua negara harus mengembangkan kemitraan strategis tingkat tinggi, terus mempertahankan pertukaran secara erat, memperkuat pertukaran pengalaman dalam pemerintahan, meningkatkan rasa saling percaya di bidang politik, dan dengan tegas mendukung kepentingan utama satu sama lain.
"China mendukung Malaysia dalam menegakkan otonominya dan memilih jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisi nasionalnya," kata Presiden Xi lagi.
Kemudian kedua negara sepakat menciptakan titik pertumbuhan baru untuk kerja sama dalam ekonomi digital, kecerdasan buatan dan energi baru, mengeksplorasi pembentukan mekanisme pertukaran dan kerja sama untuk pengurangan kemiskinan.
"Malaysia dipersilakan untuk memanfaatkan platform China International Import Expo (CIIE) untuk mempromosikan lebih banyak produk berkualitas tinggi dan khas Malaysia ke China. China juga siap untuk memperdalam pertukaran dan kerja sama dengan Malaysia di bidang pendidikan tinggi, budaya, pariwisata, pemuda dan pemerintah lokal serta memperkuat hubungan antar masyarakat antara Tiongkok dan Malaysia," ujar Presiden Xi.
Presiden Xi menyebut kedua negara dapat mempraktikkan nilai-nilai Asia yang berpusat pada perdamaian, kerja sama, inklusivitas dan integrasi, dan mempromosikan perkembangan bersama peradaban China dan Islam.
Baca juga: Imigrasi Batulicin Kalsel mengamankan satu WNA asal China tanpa dokumen
"Dunia saat ini kacau dan telah memasuki periode baru turbulensi dan perubahan. Sebagai perwakilan penting dari negara-negara berkembang dan ekonomi berkembang di Asia, China dan Malaysia harus memperkuat komunikasi dan kerja sama dalam isu-isu internasional dan regional, saling mendukung dengan tegas, bersama-sama menentang proteksionisme, mempromosikan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi," kata Presiden Xi pula.
China juga mendukung keketuaan Malaysia untuk ASEAN pada 2025, mendukung sentralitas dan otonomi strategis ASEAN dan menjunjung tinggi arus utama kerja sama pembangunan regional.
Sedangkan PM Anwar Ibrahim mengatakan pentingnya membangun komunitas masa depan bersama bagi umat manusia, menganjurkan inklusivitas dan saling belajar di antara peradaban yang berbeda, dan mengemukakan pendapat dan saran tingkat tinggi untuk memimpin dan mempromosikan kerja sama BRICS+.
Baca juga: Deklarasi KTT NATO jadi berita menakutkan atas Asia Pasifik
"Pemerintah Malaysia berkomitmen untuk lebih memperdalam kemitraan strategis komprehensifnya dengan China dan memperkuat kerja sama dalam teknologi informasi, ekonomi digital dan energi. Malaysia juga mengagumi pencapaian mengesankan China dalam pengentasan kemiskinan dan berharap dapat belajar dari pengalaman China dalam pemerintahan," kata PM Anwar.
Malaysia dan China, kata PM Anwar lagi, memiliki pandangan dan posisi yang sama tentang banyak masalah internasional dan regional utama, dan Malaysia menganut otonomi strategis dan bersedia bekerja sama dengan China untuk menjaga perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran regional.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga ikut menghadiri pertemuan itu.