Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya pemberdayaan perempuan sebagai fondasi ketahanan keluarga dan bangsa, yang disampaikan dalam seminar Tanwir 1 Aisyiyah di Jakarta, Kamis.
Menag menyoroti peran perempuan dalam menciptakan generasi berkualitas serta mendorong kesetaraan gender di Indonesia. Maka pemberdayaan perempuan harus jadi prioritas utama.
"Tidak akan ada ketahanan keluarga tanpa pemberdayaan perempuan. Tidak ada ketahanan nasional tanpa kekuatan perempuan. Generasi yang baik hanya bisa lahir dari perempuan yang diberdayakan," kata Nasaruddin.
Menag mengatakan ketimpangan relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan menjadi akar dari berbagai masalah sosial, termasuk kekerasan seksual. Dalam sosiologi, relasi kuasa merujuk pada dominasi kekuatan satu pihak terhadap pihak lain. Relasi kuasa yang timpang, kata Menag, disebabkan karena legitimasi penafsiran agama dan budaya masyarakat yang patriarkhis.
"Allah memberikan kekuatan kepada laki-laki dan perempuan secara seimbang, tetapi budaya patriarki mengalihkan kekuatan perempuan kepada laki-laki, sehingga terjadi ketimpangan yang memicu patologi sosial," ujarnya.
Relasi kuasa, menurut dia, harus digugat dan diprotes. Hal tersebut bisa dilakukan dengan meninjau kembali penafsiran yang timpang. Menag yang juga menulis buku Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al Quran ini menekankan pentingnya reinterpretasi terhadap pemahaman agama, khususnya fikih perempuan, untuk menghapus tafsir-tafsir yang bias gender.
Relasi kuasa juga dapat menyebabkan problem perceraian. Menag menyoroti tingginya angka perceraian di Indonesia. Pada 2023, di mana 40 persen perceraian terjadi dalam lima tahun pertama pernikahan, dengan 80 persen kasus cerai gugat berasal dari kota besar.
Baca juga: Biaya haji 2025 diusulkan Rp93,3 juta per orang, berikut rinciannya
Ia mengingatkan pentingnya menguatkan ketahanan keluarga dengan relasi yang adil. Pasalnya, problem perceraian rentan melahirkan orang miskin baru, terutama perempuan dan anak karena kebanyakan perempuan yang akhirnya menanggung nafkah keluarga.
Maka dari itu, Kementerian Agama telah meluncurkan berbagai program seperti perencanaan perkawinan, keluarga sehat, peningkatan ekonomi keluarga, dan generasi berkualitas bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kemendikdasmen, dan BKKBN.
Baca juga: Menag Nasaruddin ajak umat beragama jaga lingkungan
Nasaruddin juga menyerukan penyesuaian regulasi agar kebijakan yang ada tidak merugikan perempuan tetapi mendukung pemberdayaan perempuan. Dalam kesempatan tersebut, Nasaruddin mengajak para perempuan Aisyiyah untuk menjadi pelopor perubahan, tidak hanya melakukan edukasi, tetapi juga aksi nyata di masyarakat.*