Pengamat berharap RIPID NTB fokus di maritim dan pertanian

id Pengamat Ekonomi,RIPID NTB,Potensi Industri Maritim

Pengamat berharap RIPID NTB fokus di maritim dan pertanian

Pengamat Ekonomi dari Universitas Mataram, NTB, Dr M Firmansyah. (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Mataram Dr M Firmansyah berharap agar Rencana Induk Pembangunan Industri Daerah (RIPID) Nusa Tenggara Barat fokus pada potensi pengembangan industri maritim dan pertanian yang belum tergarap maskimal.

"Selama ini sektor perikanan dan pertanian memang arahnya belum sampai ke pengembangan industri yang optimal," kata Dr M Firmansyah, melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Rabu.

Ia menyebutkan indikator belum optimalnya pengembangan potensi industri dua sektor tersebut, yakni ketika pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) NTB naik status menjadi industri menengah, bahkan atas.

Begitu juga jumlah perusahaan lokal yang mampu menggarap potensi industri di wilayahnya dan punya pangsa pasar yang bagus.

"Bukan kita anti investasi luar, tapi kita bicara pengembangan ekonomi lokal. Di mana faktor produksi lokal dikembangkan pebisnis lokal oleh tenaga kerja lokal, sementara pasarnya pasar nasional, bahkan dunia dan akhirnya perputaran uang kencang di tingkat lokal," ujarnya.

Firmansyah mengatakan RIPID NTB akan rampung pada akhir 2020. Target utama dari RIPID sebenarnya terbangun sinergi yang baik dan perencanaan terintegrasi antara provinsi dengan kabupaten/kota.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis itu menambahkan RIPID NTB tentu juga mengacu pada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional.

Dalam RIPID, kata dia, tentu ada basis komoditas yang akan diprioritaskan menjadi bahan baku industrialisasi dan juga ada kawasan peruntukan industri.

"Saya berharap antara komoditas dan kawasan peruntukan industri benar-benar berbasis potensi. Namanya potensi, bukan saja kualitas dan kuantitas bahan baku industri, namun sumber daya manusia pelaku industri, infrastruktur pendukung dan juga pasar," ujarnya.

Dengan fokus pada industri berbasis komoditas dan kawasan, Firmansyah berharap potensi NTB di sektor maritim dan pertanian akan segera menjelma menjadi industri unggulan secara nasional.

Dua sektor yang belum digarap secara maksimal tersebut juga bisa menjadi alternatif, selain mengembangkan industri pariwisata dan tambang.

Menurut dia, untuk mewujudkan industrialisasi maritim dan pertanian NTB, perlu sinergi semua pihak dengan aktor utamanya adalah pelaku usaha dan tenaga kerja. Tentunya yang memuluskan jalan adalah pemerintah dan yang meningkatkan kinerja, seperti kualitas produk dan bahan baku, inovasi supaya berdaya saing itu adalah kampus.

"Tiga dimensi itu harus ada wadah yang menjembatani. Pemerintah daerah tidak mungkin bisa jalan sendiri. Semangat untuk menggapai industrialisasi perlu dukungan banyak pihak," ucap Firmansyah yang menjadi tim ahli beberapa kegiatan di Pemerintah Provinsi NTB dan DPRD NTB tersebut.

Ia juga menilai bahwa kerja para pihak masih parsial dan belum "dijahit" berbagai instrumen pendukung industrialisasi menjadi satu kesatuan.

Oleh sebab itu, Firmansyah berharap RIPID NTB menjadi acuan kerja industrialisasi terintegrasi ke depan, sehingga wacana industrialisasi benar-benar terwujud nyata.