Bakorluh NTB berupaya tingkatkan kompetensi penyuluh

id penyuluh pelatihan bakorluh

Bakorluh NTB berupaya tingkatkan kompetensi penyuluh

Pelatihan Penyuluh Pertanian (ist)

Tidak menutup kemungkinan ada penyuluh yang kalah oleh petani dalam hal teknik bertani yang baik dan benar. Karena itu kami berupaya meningkatkan kompetensi para penyuluh melalui berbagai pelatihan"
Mataram,  (Antara Mataram) - Badan Koordinasi Penyuluh Nusa Tenggara Barat berupaya meningkatkan kompetensi penyuluh melalui berbagai latihan agar kemampuan mereka tidak dikalahkan oleh petani yang lebih pintar mengenai teknik bertani.

"Tidak menutup kemungkinan ada penyuluh yang kalah oleh petani dalam hal teknik bertani yang baik dan benar. Karena itu kami berupaya meningkatkan kompetensi para penyuluh melalui berbagai pelatihan," kata Kepala Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) NTB Mashur di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan, dari segi jumlah tenaga penyuluh sebenarnya cukup memadai. Hingga kini NTB memiliki 750 orang penyuluh pertanian yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS), belum termasuk penyuluh tenaga harian lepas (THL).

Menurut dia, setiap desa memiliki satu orang tenaga penyuluh pertanian. Setelah pemekaran jumlahnya bertambah menjadi lebih dari 1.000 desa, namun ini bisa ditangani oleh penyuluh THL.

Mashur mengaku beberapa kabupaten memang masih kekurangan tenaga penyuluh, seperti Kabupaten Lombok Utara. Di daerah itu satu penyuluh menangani dua desa, sementara untuk mengangkat tenaga penyuluh relatif sulit sehubungan dengan kebijakan "zero growth".

"Namun yang lebih penting sebenarnya meningkatkan kompetensi para penyuluh. Karena itu para penyuluh perlu diberikan pelatihan agar mereka bisa mengikuti perkembangan teknologi khususnya di bidang pertanian," katanya.

Mashur mengatakan, untuk bisa melakukan pendampingan kepada petani dalam gerakan tanam "jajar legowo", misalnya para petani harus lebih dahulu diberikan pelatihan.

Dia mengakui hingga kini di NTB pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas penyuluh relatif kurang sehubungan dengan terbatasnya anggaran membiayai pelatihan tersebut.

"Sekarang pelatihan penyuluh relatif kurang dibandingkan dengan ketika digalakkan program bimbingan masyarakat (bimas). Kendati demikian banyak media yang bisa dimanfaatkan oleh para penyuluh untuk meningkatkan kemampuannya," katanya.

Dalam kaitan itu, kata Mashur, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika NTB untuk memperkenalkan dan memberikan pencerahan tentang teknologi informasi (IT) kepada para penyuluh.

Mashur mengatakan, kalau para penyuluh sudah akrab dengan IT, maka mereka bisa lebih mudah mencari materi penyuluhan mengenai berbagai hal termasuk masalah pertanian.

"Kalau para penyuluh bisa memanfaatkan internet untuk mencari informasi mengenai materi penyuluhan tentang pertanian, saya yakin mereka akan mampu memberikan pendampingan dengan baik kepada para petani," ujarnya.(*)