BP2MI pelajari laporan dugaan pungutan tambahan calon PMI

id pmi,tki,bp2mi,malaysia

BP2MI pelajari laporan dugaan pungutan tambahan calon PMI

Ilustrasi - Ratusan PMI yang dideportasi Malaysia saat tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada Kamis (5/1). (ANTARA/HO-Humas BP3MI Kepri)

Jakarta (ANTARA) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) masih mempelajari laporan dugaan pungutan tambahan untuk calon pekerja migran Indonesia (PMI) yang ingin bekerja ke Malaysia. "BP2MI saat ini sedang mempelajari masalah itu dan untuk itu akan berkirim surat secara resmi kepada Naker (Kementerian Ketenagakerjaan) untuk bisa dijadikan pertimbangan," ujar Kepala BP2MI Benny Rhamdani ketika dihubungi oleh ANTARA dari Jakarta, Senin.

Dalam kesempatan itu Benny juga mengatakan bahwa pihaknya berencana membuat surat kepada Kantor Staf Presiden (KSP) terkait dugaan aktivitas tersebut. Sebelumnya, Forum Komunikasi Pekerja Migran Indonesia (FKPMI) mendatangi BP2MI untuk mengadukan pungutan tambahan untuk calon PMI yang ingin mengurus visa kerja dan dilakukan di luar wilayah negara Malaysia.
 

Ditemui di Kantor BP2MI, Jakarta, Senin, Koordinator FKPMI Muhamad Zainul Arifin menyebut bahwa mereka melaporkan dugaan ketidaksesuaian aksi dengan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Indonesia dan Malaysia terkait penempatan dan pelindungan PMI di negeri jiran yang ditandatangani pada 2022.

Menurut Zainul, sebelumnya biaya melakukan pengurusan visa dengan rujukan untuk calon PMI yang dilakukan Kedutaan Besar Malaysia sebesar 15 ringgit (sekitar Rp53 ribu). Namun, sejak Januari biaya itu mengalami penambahan.

Baca juga: Nadiem dorong UT dan BP2MI tingkatkan sinergi pendidikan PMI
Baca juga: Kemenaker dan BP2MI taati aturan pekerja migran

Dia juga mengatakan bahwa aktivitas pengurusan visa yang dilakukan di luar wilayah Malaysia tidak sesuai dengan MoU yang ditandatangani pada 2022 terkait penempatan dan pelindungan PMI sektor domestik di Malaysia. Hal itu karena pengurusan visa calon PMI dilakukan di beberapa wilayah Indonesia.*