Mataram (Antara Mataram) - Masyarakat dunia menginginkan potensi geoviersity atau keragaman geologi di kawasan Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), terus dilestarikan, jika ingin tergabung dalam jaringan Global Geopark Network (GGN) Unesco.
"Itu yang perlu dipahami semua pihak, terutama masyarakat di sekitar kawasan Gunung Rinjani," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi NTB M Husni, di Mataram, Minggu, setelah dua hari berturut-turut 7-8 Februari 2013, menyosialisasikan Geopark Nasional Rinjani, sekaligus Rinjani menuju geopark dunia, di Sembalun dan Senaru.
Sembalun di Kabupaten Lombok Timur, dan Senaru di Kabupaten Lombok Utara, merupakan kawasan di kaki Gunung Rinjani yang berada dalam wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).
Husni dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB H Muhammad Nasir, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi NTB Andi Pramira, dan Sekretaris Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Pertanian Terpadu Provinsi NTB Husnanidiaty Nurdin, mendampingi Kepala Bappeda Provinsi NTB H Chaerul Maksul, dalam program sosialisasi tersebut.
Saat ini, TNGR telah resmi berstatus Geopark Nasional, dan pada 14 November 2013, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar atas nama Komite Nasional Indonesia untuk Unesco, menyerahkan sertifikat Rinjani Geopark Nasional, kepada Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, di Mataram.
Dengan penyerahan sertifikat itu, maka secara resmi NTB telah memiliki satu geopark nasional, dari total lima geopark nasional yang ada di Indonesia.
Geopark merupakan konsep pembangunan kawasan secara berkelanjutan dengan pemanfaatan pariwisata.
Setelah menjadi geopark nasional, Pemerintah Provinsi NTB kemudian meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) guna melengkapi semua persyaratan usulan Gunung Rinjani menjadi geopark dunia.
Husni mengatakan, geodiversity di kawasan Rinjani berukuran makro sampai mikro, terdiri dari bentangan alam, struktur geologi, singkapan batuan, mineral, fosil, dan lainnya.
Geodiversity yang bersifat langka, unik, dan memiliki nilai lebih dari aspek ilmiah, estetika, rekreasi dan budaya, seperti yang ada di kawasan Rinjani, sering disebut geoheritage.
"Untuk melestarikannya, tentu perlu ada konservasi geologi terhadap suatu fenomena geologi yang langka itu agar dapat memanfaatkan geodiversity secara berkesinambungan melalui suatu program terencana guna melindungi keberadaannya," ujarnya.
Ia menyebut tiga alasan utama konservasi geologi yakni karena geodiversity memiliki nilai-nilai impu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ekosistem penunjangnya.
Selain itu, geodiversity bersifat tidak terbaharukan, dan banyak geodiversity yang sangat sensitif terhadap gangguan, terutama terancam akibat berbagai kegiatan manusia.
"Tentunya konservasi geodiversity ada hubungannya dengan geopark yang merupakan konsep pengembangan kawasan berbasis pemanfaatan potensi geodiversity secara terintegrasi dengan keragaman hayati (biodiversity) dan keragaman budaya (cultur diversity), dengan penerapan prinsip-prinsiup konservasi geologi yang disinergikan dengan rencana tata ruang," ujarnya.
Menurut Husni, penetapan geopark merupakan bagian dari upaya melestarikan situs geologi pada suatu wilayah dengan melibatkan masyarakat di sekitar situs tersebut sesuai dengan prinsip umum "memulaikan bumi menyejahterakan masyarakat".
Karena itu, dalam pengusulan Gunung Rinjani sebagai geopark dunia, sedikitnya harus didukung lima hal pokok, yakni pertama, Gunung Rinjani memiliki nilai-nilai warisan geologi penting dari aspek kegunungapian, situs warisan alam berupa kaldera, kerucut-kerucut gunung api muda, lapangan solfatara, mata air panas dan bentangan lainnya yang mempunyai nilai estetika tinggi seperti air terjun.
Kedua, situs-situs geologi gunung api mempunyai makna bagi pengembangan ilmu pengetahuan kebumian dan pendidikan.
Ketiga, Gunung Rinjani telah mempunyai badan pengelola yakni Rinjani Tracking Manajemen Board (RTMB) yang melibatkan warga lokal setempat secara aktif.
Keempat, penyelenggara pariwisata berbasis geologi yang telah banyak memberi manfaat berupa pertumbuhan ekonomi lokal melalui jasa pemandu, penginapan, rumah makan, transportasi dan penjualan cinderamata.
Kelima, sebagai bentuk keberhasilan pengembangan pariwisata karena Gunung Rinjani telah memperoleh tiga penghargaan internasional yakni "World Legacy Award" untuk kategori "Destination Stewardship" dari "Conservation International and National Geographic Traveler" 2004, finalis "Tourism for Tomorow Award" masing-masing tahun 2005 dan 2008.
Hal serupa dikemukakan Husni pada momentum sosialisasi Geopark Nasional Rinjani, sekaligus Rinjani menuju geopark dunia, di Sembalun dan Senaru, yang diikuti lebih dari seratus orang peserta dari berbagai komponen masyarakat.
Sosialisasi tersebut diakhiri dengan pemutaran film dokumenter berdurasi 25 menit tentang Gunung Rinjani yang memiliki geokultur (budaya alam), geosite (lokasi alam) dan geodiversity (keragaman alam).
Kawasan TNGR yang kini telah beralih status menjadi Rinjani Geopark Nasional, mencakup sebagian wilayah Kabupaten Lombok Barat seluas 12.360 hektare meliputi dua kecamatan dengan 15 desa, Lombok Tengah seluas 6.824 hektare yang mencakup dua kecamatan tersebar pada lima desa dan Kabupaten Lombok Timur pada tujuh kecamatan yang tersebar pada 17 desa dengan luas kawasan 22.146 hektare.
Salah satu pesona unggulan TNGR adalah Danau Segara Anak yang berada pada ketinggian 2.010 meter dari permukaan laut. Danau Segara Anak berada di sebagian Gunung Rinjani yang tingginya mencapai 3.726 meter dari permukaan laut. (*)
Dunia ingin potensi geodiversity kawasan Gunung Rinjani dilestarikan
"Itu yang perlu dipahami semua pihak, terutama masyarakat di sekitar kawasan Gunung Rinjani," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi NTB M Husni.