Petaka berdarah kala kawanan pencuri ternak merajalela

id Curi Ternak

Petaka berdarah kala kawanan pencuri ternak merajalela

Ilustrasi - Kawanan pencuri mengincar hewan ternak, karena nilai ekonomisnya tergolong tinggi(Ist)

Maraknya aksi pencurian, sempat membuat warga patah arang untuk beternak sapi, kuda atau kambing, karena senantiasa dihantui ketakutan
Hening pada malam tanpa bintang di sebuah perkampungan Tanah Samawa, mendadak dihentakkan pekikan ketakutan seorang penduduk yang terdera cekaman ketakutan, tatkala sekawanan pencuri bersenjata lengkap terang-terangan mengambil paksa sejumlah ternak.

Beberapa ekor ternak itu kemudian digiring menuju kawasan pesisir, melewati petak-petak ladang, menerabas rerimbunan pandan laut (`Pandanus tectorius`), ditingkahi suara debur ombak yang bergulung-gulung di lautan.

Ketika langkah kawanan itu tinggal beberapa meter lagi menapak pasir pantai dan bersiap membawa ternak menuju kapal yang telah menunggu, mendadak puluhan warga bermunculan dan siap merebut kembali beberapa ekor sapi yang dirampas para pencuri itu.

Tidak terelakkan, pertikaian antara kawanan pencuri dan warga Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa pun terjadi. Di tengah-tengah pertikaian, mendadak salah seorang dari kawanan itu menembakkan senjata api rakitan sehingga warga menjadi kocar-kacir dan melarikan diri ke segenap penjuru.

Namun, Burhanuddin (37), salah seorang warga RT 01 RW 02 Dusun Rapang, Desa Motong, Kecamatan Utan, berpantang untuk menyerah dan tetap bertekad untuk menghalangi kawanan itu untuk membawa kabur ternak.

Pertikaian tak seimbang pun terjadi. Sendirian, pada Selasa (1/4) dini hari sekitar pukul 00.30 Wita, Burhanuddin terlibat perkelahian dengan kawanan itu. Meski berusaha habis-habisan demi membela para peternak yang terus-menerus menjadi aksi bulan-bulanan pencuri, namun Burhanuddin akhirnya tak kuasa meneruskan perlawanan, ketika sejumlah senjata tajam berhasil melukai anggota tubuhnya.

Burhanuddin pun tak berdaya. Terkulai lemah di tanah, dengan darah menggenang pada beberapa bagian tubuh, akhirnya lelaki itu menghembuskan napas terakhir di atas hamparan tanah, pada malam tanpa bintang, demi membela martabat sesama penduduk Tanah Samawa.

                          Malapetaka Berdarah

Peristiwa malapetaka berdarah, menurut kesaksian sejumlah warga, bermula ketika para pelaku pencurian ternak yang berjumlah lebih dari lima orang, beraksi di lingkungan RT 01 RW 03 Dusun Labu Bua, Desa Pukat.

Pada dusun itu, kawanan pencuri itu mengambil lima ekor sapi, terdiri dari tiga sapi betina dan dua jantan, milik Abidin (56) warga setempat yang diikat di belakang rumahnya. Aksi kawanan ini diketahui warga, termasuk Burhanuddin, yang kemudian melakukan pengejaran.

Warga akhirnya berhasil menyusul kawanan yang hampir berhasil melarikan diri. Saat kelompok ini saling berhadapan, beberapa orang dari kawanan ini langsung menyerangnya secara membabi buta, membuat sebagian warga melarikan diri.

Di sisi lain, serangan bertubi-tubi di tengah gelapnya malam, menyebabkan Burhanuddin tak siap dan akhirnya tewas di tempat. Ketika warga lainnya tiba di lokasi kejadian, Burhanuddin ditemukan tengah tergeletak bersimbah darah. Korban tewas dengan kepala terbelah, tangan kanan putus, dan luka menganga pada tubuh bagian kanan dan kiri.

Sementara itu, para pelaku sudah melarikan diri menggunakan kapal motor cepat meninggalkan bibir pantai. Warga langsung mengevakuasi jasad korban ke Puskesmas Utan untuk dilakukan `visum et repertum`.

Di tempat terpisah, Kapolres Sumbawa AKBP Karsiman yang dikonfirmasi terkait merajalelanya aksi pencurian ternak hingga mengakibatkan korban bernama Burhanuddin, menyatakan pihaknya beberapa waktu lalu telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan tengah menghimpun informasi di lapangan.

Dikatakan Karsiman, kuat dugaan para kawanan pencurian ternak yang menewaskan seorang warga dari Desa Motong Kecamatan Utan ini, berasal dari luar daerah.

Karsiman menyatakan telah berkoordinasi dengan sejumlah polres di wilayah Pulau Lombok untuk memantau kapal-kapal, yang jika pada malam atau pagi hari, datang dengan membawa ternak.

Menurut dia besar kemungkinan ternak ini hasil pencurian dari wilayah Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat. Selain itu, pihaknya menggiatkan patroli mengingat wilayah bagian barat Sumbawa ini sangat rawan pencurian ternak dan beberapa kasus sempat terjadi.

"Kami akan meningkatkan patroli dan mengintensifkan penyelidikan," ujarnya.

Di lain pihak, Kapolres Sumbawa AKBP Karsiman menyatakan telah mengeluarkan perintah tembak di tempat terhadap pelaku pencurian ternak yang kerap beraksi di wilayah bagian barat Kabupaten Sumbawa.

"Kami sudah perintahkan kepada seluruh jajaran polsek ataupun anggota yang menemukan pelaku pencurian hewan, dan diindikasi kuat membawa ternak, kemudian melakukan perlawanan, untuk ditembak di tempat," kata Kapolres Sumbawa.

Menurut Karsiman, perintah ini didasarkan karena kawanan pencurian ternak yang beraksi selama ini melengkapi diri dengan senjata tajam dan senjata api.

"Karenanya untuk melawan pelaku, harus juga menggunakan senjata api," ucapnya.

Selain perintah tembak di tempat, ujarnya, upaya antisipasi pencurian ternak dilakukan dengan melaksanakan operasi gabungan yang melibatkan sejumlah unsur yaitu Brimob, Koramil dan TNI AL.

Operasi atau patroli gabungan ini sudah berlangsung selama beberapa hari dan dilakukan setiap malam dengan menyisir lokasi-lokasi yang dianggap rawan pencurian ternak.

Dikatakan Karsiman pihaknya juga berkoordinasi dengan Polairud untuk melakukan patroli laut, maupun polres lain untuk mendeteksi perairan yang berada di wilayah hukumnya, guna mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan termasuk pencurian ternak.

Kapolres Sumbawa juga mengimbau masyarakat untuk intensif menggiatkan siskamling, mengamankan lingkungannya dari segala bentuk tindak kriminal.

Pencurian ternak di Kabupaten Sumbawa sejak beberapa tahun terakhir ini memang tengah marak. Pada periode April-Juni 2013, lebih dari 100 ekor sapi berhasil dicuri oleh kawanan yang sengaja mengincar hewan ternak, karena nilai ekonomisnya tergolong tinggi.

Maraknya aksi pencurian, sempat membuat warga patah arang untuk beternak sapi, kuda atau kambing, karena senantiasa dihantui ketakutan. Akibatnya, beberapa waktu lalu warga sempat melakukan jual obral terhadap ternak, daripada sapi atau kuda itu dibawa kabur oleh pencuri.

*) Penulis buku dan artikel