Mataram (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggandeng SMK Negeri 5 Mataram melatih warga binaan agar dapat memproduksi kain batik.
Lapas menunjukkan komitmen untuk melatih warga binaan agar bisa memproduksi kain batik bermotif sasambo khas NTB itu dengan melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) bersama SMKN 5 di Mataram, Kamis.
Kepala Lapas Kelas IIA Mataram Ketut Akbar Herry Achjar dalam keterangan tertulis menyampaikan bahwa kerja sama dengan SMKN 5 Mataram ini juga bersamaan dengan pelatihan memproduksi kerajinan cukli.
"Jadi, kerja sama pelatihan memproduksi cukli dan kain batik ini dilaksanakan melalui BLUD SMKN 5 Mataram dalam program pembinaan kemandirian bersertifikat," ujar Akbar.
Akbar mengatakan bahwa konsentrasi pelatihan ini akan lebih pada produksi kain batik karena hal baru di lingkungan warga binaan Lapas Kelas IIA Mataram.
Ia menerangkan bahwa kerajinan cukli hasil kreasi warga binaan Lapas Kelas IIA Mataram merupakan produk unggulan yang sudah laku di pasaran.
"Jadi, untuk batik sendiri, setelah melihat potensi pasar Batik di Lombok, terlebih setelah kami melihat kegiatan membatik dan produk batik hasil dari BLUD SMKN 5 Mataram, kami yakin kerja sama ini akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi ke depannya," kata dia.
Kepala SMKN 5 Mataram Istiqlal Makrip turut meyakinkan bahwa produk kain batik khususnya bermotif sasambo hasil pembuatan siswa SMKN 5 Mataram kini tengah menjadi pusat perhatian, terutama kepada para karyawan dari sejumlah perusahaan di Kota Mataram.
"Seragam kantor yang menggunakan batik sasambo, pasti mereka cari kami. Maka dari itu, kami harap rekan-rekan warga binaan dapat menyerap semua ilmu yang diberikan selama pelatihan agar ke depannya Lapas Mataram berhasil memproduksi batik dengan kualitas yang baik," ujar Istiqlal.
Lebih lanjut Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM NTB Herman Sawiran berharap agar tindak lanjut dari kerja sama tersebut mendapatkan sambutan baik dari warga binaan, mengingat hal ini merupakan sebuah modal ketika kembali ke tengah masyarakat.
"Jadi, semoga kegiatan ini berjalan lancar dan seluruh warga binaan bisa mengikuti dengan baik, memperdalam ilmu yang akan menjadi bekal saat kembali ke masyarakat," ucap Herman.
Ia menyampaikan hal tersebut sekaligus membuka kegiatan pelatihan selama 2 pekan, mulai Kamis hingga 16 Maret 2023 di Gedung Workshop Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Mataram.
Lapas menggandeng SMKN 5 Mataram latih warga binaan produksi kain batik
kerja sama pelatihan memproduksi cukli dan kain batik ini dalam program pembinaan kemandirian bersertifikat