Modal asing keluar bersih capai Rp140 miliar

id modal asing,BI

Modal asing keluar bersih capai Rp140 miliar

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono. ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar bersih mencapai Rp140 miliar dari pasar keuangan domestik selama periode 20-21 Maret 2023. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat, mengatakan aliran modal asing keluar bersih itu berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp50 miliar dan dari pasar saham sebesar Rp90 miliar.

Sejak 1 Januari hingga 21 Maret 2023, terdapat modal asing masuk bersih ke pasar SBN senilai Rp41,98 triliun, dan di pasar saham sebesar Rp1,07 triliun. Selain itu, Erwin menuturkan imbal hasil (yield) SBN Indonesia tenor 10 tahun turun ke level 6,86 persen. Level yield surat utang Indonesia tersebut lebih menarik dan jauh dari yield surat utang Amerika Serikat atau UST Treasury Note tenor 10 tahun yang juga turun ke level 3,427 persen.

Sedangkan, premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 104,21 basis poin (bps) per 23 Maret 2023 dari 103,66 bps per 17 Maret 2023. Sementara nilai tukar rupiah dibuka menguat ke posisi Rp15.140 per dolar AS pada Jumat (24/3) dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan Selasa (21/3) Rp15.340 per dolar AS.

Baca juga: BI NTB menyiapkan Rp4,30 triliun untuk kebutuhan selama Ramadhan
Baca juga: Jatuhnya SVB dan Signature Bank tak timbulkan efek langsung ke Indonesia


Sedangkan indeks dolar AS (DXY) melemah ke level 102,53. Indeks dolar AS adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro, yen Jepang, pound Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.