Kemenperin Harapkan Industri Rokok Bermitra Dengan Petani

id Kemitraan Tembakau

Kemenperin Harapkan Industri Rokok Bermitra Dengan Petani

Buruh tani perempuan di Desa Rarang Tengak, Kabupaten Lombok Timur, NTB, sedang menyortir daun tembakau yang siap dijual ke Bentoel Group. (ANTARA NTB/Awaludin) (1)

"Kemitraan tersebut merupakan kerja sama yang saling menguntungkan dan saling memberdayakan antara para pihak yang bermitra"
Lombok Timur (Antara NTB) - Kementerian Perindustrian mengharapkan industri rokok melakukan kemitraan dengan petani tembakau virginia dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dalam negeri sehingga bisa menekan impor.

Sekretaris Direktur Jenderal Agro, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Enny Ratnaningtyas, di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, mengatakan dalam pola kemitraan, perusahaan bermitra dengan petani tembakau, sedangkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan mediator.

"Kemitraan tersebut merupakan kerja sama yang saling menguntungkan dan saling memberdayakan antara para pihak yang bermitra," katanya pada acara panen tembakau virginia di lahan petani mitra Bentoel Group di Desa Rarang Tengak, Kabupaten Lombok Timur.

Menurut Enny, prinsip dasar kemitraan adalah kejujuran dan tanggung jawab agar kemitraan yang dibangun berkelanjutan.

Salah satu kewajiban perusahaan mitra adalah melakukan pembinaan secara berkelanjutan kepada petani mitranya.

"Oleh karena itu, perusahaan mitra juga harus mempunyai paket teknologi, baik proses budi daya maupun pengolahan," ujarnya.

Saat ini, kata dia, kebutuhan tembakau virginia mencapai 260.000 ton dan baru dapat dipasok dari dalam negeri hanya 40.000 ton, sedangkan sisanya masih diimpor.

Namun demikian, Bentoel Grup telah melakukan kemitraan dengan petani tembakau di Pulau Lombok, dengan spesifikasi tembakau virginia dengan luas lahan sekitar 4.500 hektare dan jumlah petani yang menjadi binaan 1.600 orang.

Produktivitas tanaman tembakau virginia yang dihasilkan para petani di Pulau Lombok, mencapai 1,8 hingga 2 ton per hektare.

Enny mengatakan, kemitraan yang dilakukan Bentoel Group dengan petani selama ini mencakup penyediaan bibit yang berkualitas, penyuluhan teknis pola tanam, pemupukan dan proses paskatanam tembakau virginia.

"Di samping itu juga menyediakan sarana pengeringan (pengasapan) serta penyediaan bahan bakar pengganti bahan bakar minyak tanah, yaitu cangkang sawit dan cangkang kemiri," ujarnya.

Meskipun sudah ada kemitraan antara perusahaan dengan petani, lanjut Enny, Kementerian Perindustrian Melalui Direktorat Jenderal Industri Agro sejak tahun 2000 hingga 2015 telah memberikan bantuan peralatan pengolahan tembakau berupa tungku pemanas dengan bahan bakar berupa batu bara, cangkang kemiri maupun cangkang sawit kurang lebih 296 unit.

Bantuan tersebut tersebar di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Lombok Utara.

"Bantuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan mutu tembakau virginia `flue cured` serta mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak tanah," katanya.

Ikut dalam acara panen tersebut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana, Presiden Komisaris Bentoel Group Hendro Martowardoyo dan sejumlah pejabat Bentoel Group, serta Kepala Dinas Perkebunan NTB Budi Subagio. (*)