Jakarta (ANTARA) -
"Rupiah diperkirakan akan tertekan terhadap dolar AS setelah data pertumbuhan ekonomi China serta data perdagangan Indonesia yang lebih lemah dari perkiraan yang dirilis kemarin," kata analis mata uang Lukman Leong kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II-2024 tercatat sebesar 4,7 persen, di bawah perkiraan yang sebesar 5,1 persen, dan lebih kecil dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal I-2024 yang sebesar 5,3 persen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia terus mengalami surplus hingga 50 bulan beruntun sejak Mei 2020, dengan nilai keuntungan di periode Juni 2024 sebesar 2,39 miliar dolar AS.
Namun, capaian tersebut lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar sebesar 2,98 miliar dolar AS.
Lukman memperkirakan rupiah bergerak di rentang Rp16.125 per dolar AS sampai dengan Rp16.225 per dolar AS.
Baca juga: Harga emas hari ini tembus Rp1,403 juta per gram
Baca juga: Prediksi harga saham hari ini akan menguat terbatas di tengah "wait and see" atas RDG BI
