Belasan yacht parkir berbayar di Gili Gede

id Yacht Gili Gede

Belasan yacht parkir berbayar di Gili Gede

Sebanyak 18 yacht milik warga negara asing parkir di perairan Gili Gede, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, NTB. (Foto Antaranews NTB/Awaludin) (1)

Mereka (pemilik yacht) membayar sebesar 110 dolar Amerika Serikat per bulan untuk satu unit yacht
Lombok Barat (Antaranews NTB) - Sebanyak 18 warga negara asing pemilik yacht memanfaatkan perairan Gili Gede, di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, untuk memarkir kapal layar pesiarnya dengan sistem berbayar setiap bulan.

"Mereka (pemilik yacht) membayar sebesar 110 dolar Amerika Serikat per bulan untuk satu unit yacht," kata General Manager PT Marina Del Ray, Puri Yusuf, di Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

PT Marina Del Ray yang sahamnnya dimiliki pengusaha Australia merupakan investor yang sedang membangun marina atau tempat parkir berkelas internasional untuk kapal layar pesiar di perairan Gili Gede Indah, Kecamatan Sekotong.

Perusahaan tersebut sudah menyelesaikan berbagai proses perizinan di tingkat daerah dan pusat sehingga sudah boleh memanfaatkan perairan Gili Gede untuk tempat parkir yacht dengan sistem sewa.

Menurut Puri, para pemilik yacht dari berbagai negara merasa aman memarkir kapal layar pesiarnya, meskipun selama berbulan-bulan.

"Mereka (pemilik yacht) sudah pulang ke negaranya menggunakan pesawat terbang, namun sempat jalan-jalan dulu di Lombok, selama beberapa hari," ujarnya.

Saat ini, pihaknya sedang membangun restoran sebagai penunjang pelayanan bagi wisatawan mancanegara yang datang menggunakan kapal pesiar layar. Lokasi pembangunannya di daratan Desa Gili Gede Indah, yang sudah dibeli dari warga setempat.

Restoran tersebut tentu tidak hanya diperuntukkan bagi wisatawan asing, tapi juga untuk masyarakat umum yang berwisata ke Gili Gede. Pasalnya, salah satu pulau kecil di Sekotong itu, cukup ramai dikunjungi wisatawan mancanegara dan nusantara setiap tahun.

Bahkan, sebanyak 25 anggota komunitas "Atlantic Rally Cruises, dari Eropa dan Asia yang hobi berkeliling dunia menggunakan yacht akan datang ke Gili Gede pada Oktober 2018.

"Kami juga berencana membangun hotel bintang empat berkapasitas maskimal 50 kamar karena pemerintah daerah untuk sementara hanya mengizinkan bangunan maksimal dua lantai," ujarnya.

Lebih lanjut, Puri menambahkan jika marina Gili Gede berkelas internasional sudah beroperasi, maka akan ada berbagai dampak ekonomi bagi masyarakat lokal. Pasalnya, setiap marina berkelas internasional membutuhkan berbagai fasilitas pendukung, seperti stasiuan pengisian bahan bakar minyak, pembangkit listrik, dan pabrik pengolahan air.

Warga lokal seperti nelayan nantinya bisa berperan dari sisi transportasi untuk mengantar wisatawan yang ingin ke daratan. Warga lokal juga bisa menyediakan jasa pencucian pakaian dan jasa lainnya.

"Cukup menjanjikan bisnis marina untuk Indonesia dan daerah. Dan kami mengikuti skema bisnis marina-marina yang sudah ada di beberapa negara. Namun tetap mengikuti regulasi yang ada di Indonesia," ucapnya.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono mengatakan investor menantikan beroperasinya marina di Gili Gede, Kabupaten Lombok Barat.

"Investor yang ingin membangun marina di beberapa provinsi sudah ada, tapi mereka menunggu Marina Del Ray menyelesaikan marina di Gili Gede," kata Agung ketika meninjau pembangunan marina di Gili Gede, Kecamatan Sekotong, Kamis (8/3).

Kemenko Maritim, kata dia, akan berupaya untuk memberikan kemudahan bagi investor yang ingin membangun marina, khususnya dari sisi perizinan. Pasalnya, pemerintah menginginkan pembangunan lebih dari 400 marina di seluruh Indonesia, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing melalui pengembangan pariwisata bahari. (*)