Istanbul (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin mengatakan Ukraina telah berubah menjadi "alat tawar-menawar" yang digunakan negara-negara Barat untuk mencapai ambisi geopolitik mereka.
"Alasan utama situasi tragis saat ini di Ukraina adalah kebijakan anti-Rusia yang disengaja dilakukan secara kolektif oleh Barat, dengan dipimpin oleh Amerika Serikat. Berpuluh-puluh tahun mereka berusaha menguasai Ukraina sepenuhnya," kata Putin saat diwawancarai Onoodor.
Putin melakukan wawancara dengan surat kabar Mongolia itu menjelang kunjungan resminya ke Mongolia pada 3 September. Salinan wawancara itu dibagikan oleh diterbitkan oleh kantornya, Kremlin.
"Ukraina pada dasarnya berubah menjadi alat tawar-menawar yang digunakan Barat untuk mencapai ambisi geopolitiknya," kata presiden Rusia itu.
Menurut Putin, konflik yang sedang berlangsung di Ukraina memiliki akar sejarah. Ia mengeklaim bahwa AS dan sekutu-sekutunya "mengatur" protes Maidan pada 2014 yang menyebabkan penggulingan presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych. Putin mendefinisikan peristiwa itu sebagai "kudeta."
Yanukovych oleh banyak kalangan dianggap pro-Rusia. Putin lebih lanjut berpendapat bahwa "jutaan warga sipil" di wilayah Donbas harus "bertahan hidup dari genosida, penembakan, dan blokade oleh rezim Kiev."
"Kebencian terhadap segala hal yang berbau Rusia telah menjadi ideologi resmi Ukraina," ujarnya.
"Apa yang kita lihat hari ini adalah hasil alami dari strategi destruktif Barat terhadap Ukraina," katanya menambahkan.
Baca juga: Rusia tuduh Ukraina lakukan serangan mematikan
Baca juga: Presiden Rusia dan PM India membahas resolusi konflik Ukraina
Menurut dia, kalangan berpengaruh di Barat terus memberikan dukungan politik, keuangan, dan militer berskala besar kepada pemerintah Ukraina serta menganggap dukungan itu sebagai senjata untuk melawan Rusia.
Putin mengatakan Moskow sadar akan pergerakan itu. Dia juga menyatakan akan terus berusaha dan mencapai semua tujuan "operasi militer khusus" untuk memastikan keamanan Rusia dan rakyatnya.
Sumber: Anadolu
Berita Terkait
Tim SAR gunakan drone cari WNA Rusia yang hilang di Gunung Rinjani Lombok
Minggu, 15 September 2024 18:24
Megawati Soekarnoputri tiba di St.Petersburg Rusia
Minggu, 15 September 2024 7:33
Megawati lakukan kunjungan ke Rusia dan Uzbekistan
Minggu, 15 September 2024 7:33
Tim gabungan cari WNA asal Rusia yang hilang saat mendaki Gunung Rinjani
Kamis, 12 September 2024 13:20
Putin nyatakan Rusia mendukung Kamala Harris pada Pilpres AS
Kamis, 5 September 2024 20:42
Sebanyak 17 Jasad ditemukan di lokasi jatuhnya helikopter di Kamchatka Rusia
Senin, 2 September 2024 10:00
Rusia tuduh Ukraina lakukan serangan mematikan
Sabtu, 31 Agustus 2024 21:52
Barat inginkan Ukraina berperang buka akses mineral
Jumat, 30 Agustus 2024 21:28