Surabaya (ANTARA) - Pembangunan kesetaraan gender ternyata menjadi salah satu indikator dari 11 indikator kinerja utama (IKU) Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hal ini terungkap dalam wawancara eksklusif antara Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dengan Najwa Shihab dalam program Mata Najwa, Senin (2/9/2024).
Dalam wawancara yang bisa dilihat dalam lama channel Youtube Najwa, publik bisa mendapatkan begitu banyak informasi menarik dan edukatif dari penyampaian pasangan Gubernur Wakil Gubernur periode 2019-2024 tersebut. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jatim adalah salah satunya.
Seperti diketahui, dari laporan Keterangan Pertanggung-jawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2023 yang disampaikan oleh Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Jatim mengalami kenaikan sebesar 0.41 poin dari 91.67 di tahun 2021 menjadi 92.08 di tahun 2022.
"Ukuran Kesetaraan Gender di jatim bisa dilihat di Indikator Kerja Utama (IKU) dimana nilai IPG Jawa Timur di atas rata-rata nasional,” terang Khofifah dengan senyum khasnya yang anggun, diamini politisi milenial Emil Dardak.
Baca juga: Viral Warung Madura, Senator Lia Istifhama: Beri kesempatan sama
Ungkapan Khofifah tersebut sesuai dengan realita bahwa nilai IPG Jawa Timur melebihi IPG nasional yang mencapai 91.63 poin. Atas pencapaian tersebut, Jawa Timur pun dianugerahi 13 kali Anugerah Parahita Ekapraya (APE), dan lima kali di antaranya sebagai kategori mentor.
Tentu, keberhasilan Jawa Timur membangun kesetaraan gender tak lepas dari serangkaian ikhtiar yang sudah dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur yang saat itu menjabat, yaitu Khofifah Indar Parawansa. Hal ini menjadi atensi besar dari banyak pihak, tak terkecuali anggota DPD RI Terpilih Lia Istifhama.
“Dari tayangan wawancara eksklusif mata najwa yang berlangsung selama satu jam, ada begitu banyak informasi yang penting untuk kita pelajari dan pahami, salah satunya terkait pembangunan kesetaraan gender. Dan harus diakui, keseteraan gender ini salah satunya terbentuk karena Khofifah Effect,” jelasnya.
Bukan tanpa alasan, politisi bertagline peran CANTIK yang merupakan akronim kata cerdas, inovatif, kreatif tersebut menjelaskan secara gamblang alasannya.
“Mengapa saya sebut Khofifah Efffect? Karena memang nampak dampak yang melekat seiring dengan kepemimpinan beliau sebagai gubernur perempuan pertama Jawa Timur. Capaian besar beliau meraih gelombang simpatik dan cinta publik sehingga mengantar kemenangan pada Pilgub 2028 yang kemudian terus dibuktikan dengan lebih dari 631 prestasi selama 5 tahun kepemimpinan Khofifah Emil, menjadi pemantik inspirasi utama kaum perempuan," katanya.
“Beliau, ibu Khofifah, menjadi pendobrak politik maskulin. Bahwa peran penting kaum perempuan dalam politik, itu sangat nyata dan bisa dibentuk oleh kaum perempuan dimanapun atau bagaimanapun posisinya, asalkan ada kemauan dan kegigihan," kata Lia menambahkan.
“Proses nyata dan rekam jejak yang begitu fenomenal oleh beliau (Khofifah, red.), menjadi sebuah potret kesungguhan proses politik kaum perempuan. Beliau sangat legendaris dan berbagai deskripsi apresiasi secara kualitatif terhadap beliau, memang terukur secara nyata dengan semua penghargaan yang beliau raih," kata Ning lia.
Baca juga: Akun WA tak bisa diakses, Senator Lia Istifhama kisahkan jenis kejahatan yang satu Ini
Di akhir, senator terpilih yang meraih suara tertinggi nasional kategori perempuan non petahana dalam Pemilu 2024 itu optimis bahwa sosok Khofifah telah mengangkat kaum perempuan di kancah internasional.
“Dengan masuknya beliau (Khofifah, red.) dalam 6 Tokoh Perempuan Hebat Masa Kini versi media Herworld dan meraih penghargaan internasional seperti Global Peace (Perdamaian Dunia) dan Women Empowerment (Pemberdayaan Perempuan), menjadi pintu bagi kita semua kaum perempuan bahwa Indonesia telah berhasil mengikis politik maskulin menjadi politik yang sangat setara gender," ujanya.
“Ini stimulus positif dan bukti nyata bahwa kaum perempuan Indonesia telah mencuri perhatian dunia. Ini harus menjadi teladan yang patut diteruskan oleh semua perempuan muda, terutama genzy (Generasi Z, red.) yang menjadi pembentuk generasi emas Indonesia kelak,” pungkasnya.
Baca juga: Di saat sulitnya tukar uang baru jelang Lebaran, Senator Ning Lia justru bongkar masa lalunya