Desa wisata dinilai munculkan pahlawan lokal

id desa wisata,kemenpar,penggerak pariwisata,pariwisata,industri pariwisata

Desa wisata dinilai munculkan pahlawan lokal

Arsip foto - Foto udara pengunjung berwisata snorkeling di kawasan Pulau Rubiah, Desa Wisata Iboih, Kota Sabang, Aceh, Senin (27/1/2025). Wilayah Pulau Weh atau Kota Sabang yang terletak di ujung paling barat Indonesia menjadi salah satu destinasi wisata favorit yang ramai dikunjungi wisatawan nusantara pada momentum libur panjang tahun baru Imlek dan Isra Miraj. ANTARA FOTO/Khalis Surry/YU

Jakarta (ANTARA) - Pengamat pariwisata asal Universitas Andalas Sari Lenggogeni menilai bahwa program desa wisata yang diusung oleh Kementerian Pariwisata telah memunculkan pahlawan lokal yang mendorong pertumbuhan perekonomian di area sekitar.

“Mereka (orang pariwisata yang kehilangan pekerjaan) ke kampung dan menjadi pahlawan bagi warganya. Memang tidak gampang membangunnya (desa wisata) karena akan ada banyak isu sosial budaya seperti penerimaan dari masyarakat yang literasinya kurang tentang pariwisata dan dampaknya sehingga ada resistensi,” kata Sari saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Sari mengatakan desa wisata telah menggerakkan pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat. Pada zaman pandemi COVID-19 misalnya, para pahlawan lokal yang muncul itu merupakan kelompok masyarakat dari sektor pariwisata yang kehilangan pekerjaan.

Kala itu sektor pariwisata kehilangan sekitar 82 persen lapangan pekerjaan, yang mengharuskan pelaku usaha memecat pegawai atau merampingkan perusahaannya. Penggerak pariwisata itulah yang kembali ke kampung halaman dan berupaya menggerakkan kampungnya agar jadi destinasi wisata.

“Kelompok penggerak desa wisata ini kebanyakan dari gen Z dan milenial. Mereka yang membuat regenerasi pertumbuhan pelaku usaha wisata yang memahami dampak pariwisata,” ujar dia.

Meski para penggerak pariwisata muda itu kemungkinan bakal mengalami masalah dari sisi sosial dan budaya, namun, Sari melihat program itu mendorong mereka untuk menyelamatkan lingkungan dan membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

“Saya rasa ini investasi luar biasa untuk pembangunan SDM dan keberlanjutan lingkungan melalui desa wisata ini,” kata dia.

Sari turut menilai bahwa program itu membuat pemerintah melalui Kementerian Pariwisata mendukung penuh pertumbuhan pariwisata sejak dari akar rumput.

“Menurut saya telah mengorkestra pertumbuhan desa wisata yang kemudian ada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), ada pengumpulan data dari Jadesta (Jejaring Desa Wisata) yang jumlahnya sangat banyak dan ternyata potensinya sangat luar biasa. Artinya di sini Pemerintah Indonesia mendukung pertumbuhan pariwisata melalui bottom up,” ujar Sari.

Baca juga: Kemenpar diharap buat "blue print" bagi desa sabet penghargaan dunia

Oleh sebab itu, Sari menyarankan supaya pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata tidak hanya memberikan pendampingan maupun menggencarkan promosi, tapi, juga membuatkan rencana jangka panjang dari keberlangsungan ekosistem pariwisata di desa tersebut.

Baca juga: Sejumlah wartawan hijaukan Desa Wisata Selong Belanak Lombok Tengah

Rencana jangka panjang diperlukan untuk mempersiapkan warga desa menyambut kedatangan wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

Selain itu, diharapkan rencana tersebut mendorong masyarakat desa untuk melakukan antisipasi terhadap dampak-dampak yang mungkin terjadi di kemudian hari serta meningkatkan kualitas fasilitas di desa maupun mutu pengalaman yang ditawarkan.