Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mencatat realisasi investasi pada triwulan I tahun 2025, mencapai Rp830,3 miliar lebih atau 51,90 persen dari target Rp1,6 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Mataram H Amiruddin di Mataram, Rabu, mengatakan, capaian tersebut menunjukkan tren positif sekaligus optimisme bahwa target investasi tahun ini bisa tercapai sesuai rencana.
"Apalagi, realisasi itu sudah melampaui setengah dari target yang ditetapkan, hanya dalam waktu tiga bulan pertama tahun berjalan," katanya.
Sementara, lanjutnya, jika mengacu pada target yang ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram, yakni sebesar Rp1,5 triliun lebih, maka realisasi hingga triwulan I sudah mencapai 72,03 persen.
"Harapan kami, trennya realisasi investasi ini terus positif," katanya.
Baca juga: Investasi di Kota Mataram lampaui target 103,5 persen
Amir menambahkan, realisasi investasi tersebut merupakan hasil dari meningkatnya kepercayaan investor serta penyederhanaan layanan perizinan yang terus didorong oleh pemerintah daerah.
Selain itu, menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Kota Mataram. Untuk itu, pihaknya terus berupaya menjaga iklim investasi yang kondusif dan memberikan kemudahan bagi para investor.
Menurutnya, pada lima teratas sebaran investasi berdasarkan sektor masih diisi oleh sektor potensial untuk Kota Mataram.
Meliputi, pertama sektor transportasi, gudang dan komunikasi memberikan kontribusi investasi sebesar 42,44 persen, kedua sektor perdagangan dan reparasi sebesar 7,41 persen.
Baca juga: Pembangunan dua hotel mendongkrak nilai investasi di Mataram
Ketiga sektor layanan atau pemeliharaan air, limbah, dan pemulihan material sampah dan aktivitas remediasi sebesar 0,88 persen. Keempat, sektor jasa lainnya sebesar 0,52 persen dan kelima konstruksi sebesar 0,24 persen.
Selain itu, masin ada sektor hotel dan restoran 0,22 persen, perumahan kawasan industri dan perkantoran 0,17 persen, sektor listrik, gas dan air 0,02 persen, serta ada juga aktivitas profesional dan ilmiah dan teknis 0,01 persen.
Sedangkan, untuk investasi pembangunan hotel baru di Kota Mataram, Amir mengakui, sampai dengan triwulan I tahun 2025 belum ada yang mengajukan perizinan dan kelengkapan dokumen.
"Untuk pengajuan investasi hotel baru masih belum ada. Tapi yang masuk investasi karena ada penambahan jumlah kamar dan lainnya," katanya.
Baca juga: Investasi penanganan kawasan kumuh Mataram mencapai Rp75 miliar
Baca juga: Pemkot Mataram memetakan titik prioritas pengembangan investasi
